Hidup penuh perjuangan

Senin, 30 Januari 2017

Menurut Hardiyatmo, 2002, istilah penurunan digunakan untuk menunjukkan gerakan titik tertentu pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Jika seluruh permukaan tanah dibawah dan disekitar bangunan turun secara seragam dan penurunan tidak terjadi berlebihan, maka turunnya bangunan akan tidak nampak oleh pandangan mata dan penurunan yang terjadi tidak menyebabkan kerusakan bangunan.
Bila penurunan terjadi secara berlebihan, maka akan nampak mengganggu pandangan mata maupun kesetabilan bangunan, hal yang perlu diketaui mengenai penurunan yaitu, besarnya penurunan maupun kecepatan penurunannya. Berikut ini contoh kerusakan akibat penurunan dapat dilihat pada Gambar 1. 
Gambar 1. Contoh Kerusakan Bangunan Akibat Penurunan

Agar secara teknis penurunan memenuhi syarat, maka penurunan suatu bangunan harus memenuhi penurunan izin. Penurunan izin dari suatu bangunan atau besarnya penurunan yang telah ditoleransikan, bergantung terhadap beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis, tinggi, kekakuan, fungsi bangunan serta distribusinya. Rancangan dibutuhkan untuk dapat memperkirakan besarnya penurunan maksimum dan beda penurunan yang masih dalam batas toleransi. Jika penurunan berjalan lambat, semakin besar kemungkinan struktur untuk menyesuaikan diri terhadap penurunan yang terjadi tanpa adanya kerusakan struktur oleh pengaruh rangkak (creep), Oleh karena itu dengan alasan tersebut kriteria penurunan pondasi pada tanah pasir dan pada tanah lempung berbeda.
Karena penurunan dapat diprediksi, umumnya dapat diadakan hubungan antara penurunan izin dengan penurunan maksimum. Skempton dan Mac Donald, 1955, menyarankan batas-batas penurunan maksimum seperti yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Batas Penurunan Maksimum
(Skempton dan Mac Donald, 1955)

Jenis Pondasi
Batas Penurunan Maksimum
(mm)
Pondasi terpisah pada tanah lempung
65
Pondasi terpisah pada tanah pasir
40
Pondasi rakit pada tanah lempung
65-100
Pondasi rakit pada tanah pasir
40-65

Bjerrum, 1963, menyarankan hubungan antara tipe masalah struktur dan nilai distorsi kaku (δ/L) dengan δ adalah penurunan total dan L adalah jarak antaara 2 kolom atau jarak 2 titik yang ditinjau. Nilai-nilai distorsi kaku dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel tersebut menjelaskan hubungan distorsi kaku dengan tipe kerusakan yang timbul akibat distorsi kaku. 

Tabel 2. Hubungan Tipe Masalah Pada Struktur
Dan Distorsi Kaku (Bjerrum, 1963)

Type masalah
Distorsi kaku
(δ/L)
Kesulitan pada mesin yang sensitif terhadap penurunan
1/700
Bahaya pada rangka-rangka dengan diagonal
1/600
Nilai batas untuk bangunan yang tidak diijinkan retak
1/500
Nilai batas dengan retakan pertama diharapkan terjadi pada dinding-dinding panel, atau dengan kesulitan terjadi pada overhead crane
1/300
Nilai pada batas penggulingan (miring) bangunan tingkat tinggi dapat terlihat
1/250
Retakan signifikan dalam panel dan tembok. Batasan yang aman untuk dinding tembok fleksibel dengan h/L < ¼ ( h = tinggi dinding)
1/150
     
Untuk mempercepat proses perhitungan penurunan, berikut ini disajikan tutorial bagaimana mencari penurunan dengan bantuan program Plaxis 3D foundation. Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca pada e-book berikut ini link download 

0 komentar:

Posting Komentar