Hidup penuh perjuangan

Sabtu, 31 Desember 2016

Perhitungan daya dukung tiang bor pada dasarnya mengikuti rumus umum yaitu diperoleh dari penjumlahan tahanan ujung dan tahanan selimut, perhitungan ini yang dinyatakan dengan rumus berikut :

Qu = Qp + Qs - Wp

Dimana :
Qu       = Daya dukung ultimit tiang (ton)
Qp       = Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Qs        = Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
Wp      = Berat pondasi tiang (ton)

Untuk menghitung besarnya daya dukung ultimit pada ujung tiang bor dapat dinyatakan dengan rumus :

Qp       = qp x A

Dimana :
Qp       = Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
qp        = Tahanan ujung per satuan Luas (ton/m2)
A         = Luas penampang tiang bor (m2)


Pada tanah kohesif besarnya tahanan ujung per satuan luas (qp), dapat diambil sebesar 9 * Kuat geser tanah (Su), sedangkan untuk tanah non kohesif Reese menggusulkan korelasi antara qp dengan Nspt seperti pada gambar berikut ini

Gambar 1. Tahanan Ujung ultimit pada tanah non-kohesif (Reese & Wright, 1977)

Sedangkan untuk menghitung daya dukung seimut dapat dinyatakan dengan rumus

Qs        = fs x L x P

Dimana :
Qs        = Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs         = gesekan selimut tiang (ton/m2)
L          = panjang tiang (m)
P          = Keliling penampang tiang (m)

Menurut Reese dan Wright, gesekan selimut tiang per satuan luas dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter kuat geser tanah. Untuk tanah kohesif gesekan selimut tiang dapat mengunakan formula sebagai berikut :

fs         = a x cu 

Dimana :
a          = faktor adhesi
cu        = kohesi tanah (ton/m2)

Berdasarkan hasil penelitian reese, faktor koreksi terhadap adhesi (a) dapat diambil sebesar 0.55, sedangkan untuk tanah non-kohesif nilai fs dapat diperoleh dari korelasi langsung dengan Nspt.


Gambar 2. Hubungan Tahanan selimut ultimit terhadap NSPT (Wright, 1977)


Keterangan : untuk mencari kuat geser tanah (Su) dapat diperoleh dari korelasi Nspt


Gambar 3. Perkiraan Hubungan NSPT vs. Su (Terzaghi & Peck, 1967; Sowers, 1979)

Perhitungan daya dukung tiang bor pada dasarnya mengikuti rumus umum yaitu diperoleh dari penjumlahan tahanan ujung dan tahanan selimut, perhitungan ini yang dinyatakan dengan rumus berikut :

Qu = Qp + Qs - Wp

Dimana :
Qu       = Daya dukung ultimit tiang (ton)
Qp       = Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Qs        = Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
Wp      = Berat pondasi tiang (ton)

Untuk menghitung besarnya daya dukung ultimit pada ujung tiang bor dapat dinyatakan dengan rumus :

Qp       = qp x A

Dimana :
Qp       = Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
qp        = Tahanan ujung per satuan Luas (ton/m2)
A         = Luas penampang tiang bor (m2)


Pada tanah kohesif besarnya tahanan ujung per satuan luas (qp), dapat diambil sebesar 9 * Kuat geser tanah (Su), sedangkan untuk tanah non kohesif Reese menggusulkan korelasi antara qp dengan Nspt seperti pada gambar berikut ini

Gambar 1. Tahanan Ujung ultimit pada tanah non-kohesif (Reese & Wright, 1977)

Sedangkan untuk menghitung daya dukung seimut dapat dinyatakan dengan rumus

Qs        = fs x L x P

Dimana :
Qs        = Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs         = gesekan selimut tiang (ton/m2)
L          = panjang tiang (m)
P          = Keliling penampang tiang (m)

Menurut Reese dan Wright, gesekan selimut tiang per satuan luas dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter kuat geser tanah. Untuk tanah kohesif gesekan selimut tiang dapat mengunakan formula sebagai berikut :

fs         = a x cu 

Dimana :
a          = faktor adhesi
cu        = kohesi tanah (ton/m2)

Berdasarkan hasil penelitian reese, faktor koreksi terhadap adhesi (a) dapat diambil sebesar 0.55, sedangkan untuk tanah non-kohesif nilai fs dapat diperoleh dari korelasi langsung dengan Nspt.


Gambar 2. Hubungan Tahanan selimut ultimit terhadap NSPT (Wright, 1977)


Keterangan : untuk mencari kuat geser tanah (Su) dapat diperoleh dari korelasi Nspt


Gambar 3. Perkiraan Hubungan NSPT vs. Su (Terzaghi & Peck, 1967; Sowers, 1979)