Hidup penuh perjuangan

Sabtu, 31 Desember 2016

Perhitungan daya dukung tiang bor pada dasarnya mengikuti rumus umum yaitu diperoleh dari penjumlahan tahanan ujung dan tahanan selimut, perhitungan ini yang dinyatakan dengan rumus berikut :

Qu = Qp + Qs - Wp

Dimana :
Qu       = Daya dukung ultimit tiang (ton)
Qp       = Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Qs        = Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
Wp      = Berat pondasi tiang (ton)

Untuk menghitung besarnya daya dukung ultimit pada ujung tiang bor dapat dinyatakan dengan rumus :

Qp       = qp x A

Dimana :
Qp       = Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
qp        = Tahanan ujung per satuan Luas (ton/m2)
A         = Luas penampang tiang bor (m2)


Pada tanah kohesif besarnya tahanan ujung per satuan luas (qp), dapat diambil sebesar 9 * Kuat geser tanah (Su), sedangkan untuk tanah non kohesif Reese menggusulkan korelasi antara qp dengan Nspt seperti pada gambar berikut ini

Gambar 1. Tahanan Ujung ultimit pada tanah non-kohesif (Reese & Wright, 1977)

Sedangkan untuk menghitung daya dukung seimut dapat dinyatakan dengan rumus

Qs        = fs x L x P

Dimana :
Qs        = Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs         = gesekan selimut tiang (ton/m2)
L          = panjang tiang (m)
P          = Keliling penampang tiang (m)

Menurut Reese dan Wright, gesekan selimut tiang per satuan luas dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter kuat geser tanah. Untuk tanah kohesif gesekan selimut tiang dapat mengunakan formula sebagai berikut :

fs         = a x cu 

Dimana :
a          = faktor adhesi
cu        = kohesi tanah (ton/m2)

Berdasarkan hasil penelitian reese, faktor koreksi terhadap adhesi (a) dapat diambil sebesar 0.55, sedangkan untuk tanah non-kohesif nilai fs dapat diperoleh dari korelasi langsung dengan Nspt.


Gambar 2. Hubungan Tahanan selimut ultimit terhadap NSPT (Wright, 1977)


Keterangan : untuk mencari kuat geser tanah (Su) dapat diperoleh dari korelasi Nspt


Gambar 3. Perkiraan Hubungan NSPT vs. Su (Terzaghi & Peck, 1967; Sowers, 1979)

Perhitungan daya dukung tiang bor pada dasarnya mengikuti rumus umum yaitu diperoleh dari penjumlahan tahanan ujung dan tahanan selimut, perhitungan ini yang dinyatakan dengan rumus berikut :

Qu = Qp + Qs - Wp

Dimana :
Qu       = Daya dukung ultimit tiang (ton)
Qp       = Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
Qs        = Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
Wp      = Berat pondasi tiang (ton)

Untuk menghitung besarnya daya dukung ultimit pada ujung tiang bor dapat dinyatakan dengan rumus :

Qp       = qp x A

Dimana :
Qp       = Daya dukung ultimit ujung tiang (ton)
qp        = Tahanan ujung per satuan Luas (ton/m2)
A         = Luas penampang tiang bor (m2)


Pada tanah kohesif besarnya tahanan ujung per satuan luas (qp), dapat diambil sebesar 9 * Kuat geser tanah (Su), sedangkan untuk tanah non kohesif Reese menggusulkan korelasi antara qp dengan Nspt seperti pada gambar berikut ini

Gambar 1. Tahanan Ujung ultimit pada tanah non-kohesif (Reese & Wright, 1977)

Sedangkan untuk menghitung daya dukung seimut dapat dinyatakan dengan rumus

Qs        = fs x L x P

Dimana :
Qs        = Daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs         = gesekan selimut tiang (ton/m2)
L          = panjang tiang (m)
P          = Keliling penampang tiang (m)

Menurut Reese dan Wright, gesekan selimut tiang per satuan luas dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter kuat geser tanah. Untuk tanah kohesif gesekan selimut tiang dapat mengunakan formula sebagai berikut :

fs         = a x cu 

Dimana :
a          = faktor adhesi
cu        = kohesi tanah (ton/m2)

Berdasarkan hasil penelitian reese, faktor koreksi terhadap adhesi (a) dapat diambil sebesar 0.55, sedangkan untuk tanah non-kohesif nilai fs dapat diperoleh dari korelasi langsung dengan Nspt.


Gambar 2. Hubungan Tahanan selimut ultimit terhadap NSPT (Wright, 1977)


Keterangan : untuk mencari kuat geser tanah (Su) dapat diperoleh dari korelasi Nspt


Gambar 3. Perkiraan Hubungan NSPT vs. Su (Terzaghi & Peck, 1967; Sowers, 1979)

Selasa, 25 Oktober 2016




Faktor utama yang sering menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis pondasi adalah biaya dan keandalannya. Keandalan disini merupakan keyakinan dari ahli pondasi dimana rancangan yang tertulis dalam dokumen desain akan memperoleh kondisi yang mendekati kondisi lapangan, sehingga dapat memikul beban dengan suatu faktor keamanan yang memadai. kemajuan-kemajuan telah diperoleh terhadap informasi mengenai perilaku tiang bor dengan adanya instrumentasi pada tiang bor yang diuji.
Pondasi tiang bor mempunyai karakteristik khusus karena cara pelaksanaannya yang dapat mengakibbatkan perbedaan perilakunya di bawah pembebanan dibandingkan dengan tiang pancang. Hal-hal yang mengakibatkan perbedaan tersebut diantaranya adalah :
  • Tiang bor dilaksanakan dengan menggali lubang bor dan mengisinya dengan material beton, sedangkan tiang pancang dimasukkan ketanah dengan mendesak tanah disekitarnya.
  •  Beton dicor dengan keadaan basah dan mengalami masa curing di bawah tanah.
  •   Kadang-kadang digunakan casing untuk menjaga stabiitas dinding lubang bor dan dapat pula casing tersebut tidak dicabut karena kesulitan dilapangan.
  •  Kadang-kadang digunakan slurry untuk menjaga stabilitas lubang bor yang dapat membentuk lapisan lumpur pada dinding galian serta mempengaruhi mekanisme gesekan tiang dengan tanah.
  •  Cara penggalian lubang bor disesuaikan dengan kondisi tanah.

Beberapa masalah pada tiang bor yang belum terjawab diantaranya adalah :
  •          Besarnyya reduksi kuat geser tanah akibat cara pemboran yang berbeda.
  •          Efek migrasi air dari beton ke dalam tanah.
  •          Pengaruh dari teknik pelaksanaan.
  •          Pemikulan beban di dasar tiang bor

Beberapa keuntungan pemakaian pondasi tiang bor adalah :
  •          Metode desain yang semakin handal. Berbagai metode desain yang rasional telah dikembangkan untuk berbagai macam pembbebanan dan kondisi tanah.
  •          Kepastian penentuan kedalam elevasi ujung pondasi atau lapisan pendukung. Penentuan lokasi yang pasti dari penggalian untuk pondasi tiang bor dapat diinspeksi atau diukur, sedangkan pada pondasi tiang pancang lokasi dapat menyimpang dari lokasinya akibat adanya lapisan batuan, batu besar dan faktor-faktor lainnya.
  •          Inspeksi tanah hasil pemboran. Keandalan desain dari pondasi hanya baik apabila tanah diketahui. Pada pondasi tiang bor, saat pengalian atau pengeboran dapat dilakukan pemeriksaan mengenai jenis tanah untuk dibandingkan dengan jenis tanah ang digunakan dalam perencanaan.
  •          Dapat dilakukan pada berbagai jenis tanah. Pondasi tiang bor pada umumnya dapat dikonstuksi pada hampir semua jenis tanah. Penetrasi dapat dilakukan pada tanah kerikil dan breksi, juga dapat menembus batuan.
  •          Gangguan lingkungan yang minimal. Suara, getaran dan gerakan dari tanah sekitarnya dapat dikatakan minimum.
  •          Kemudahan terhadap perubahan konstruksi. Kontraktor dapat dengan mudah mengikuti perubahan diameter atau panjang tiang bor, untuk mengkompensasikan suatu kondisi yang tidak terduga.
  •          Umumnya daya dukung yang amat tinggi memungkinkan perencanaan satu kolom dengan dukungan satu tiang sehingga dapat menghemat kebutuhan untuk pile cap.
  •          Kepala atau bagian atas tiang dapat diperbesar bila diperlukan, misalnya untuk meningkatkan inersia terhadap momen.
  •          Kaki atau ujung bawah tiang dapat diperbesar untuk meningkatkan daya dukung ujung tiang, baik dalam pembebanan tekan maupun tarik
  •          Tiang bor dengan diameter 0.5 hingga 6.0 m sudah dapat dibuat.
  •          Tidak ada resiko penyembulan (heaving)

Namun demikian terdapat juga kekurangan dengan tiang bor :
  •          Berbeda dengan tiang pancang atau pondasi dangkal, pelaksanaan konstruksi tiang bor yang sukses sangat bergantung pada ketrampilan dan kemampuan dari kontraktor, dimana pelaksanaan yang buruk dapat menyebabkan penurunan daya dukung yang signifikan.
  •          Kondisi tanah dikaki tiang seringkali rusak oleh proses pemboran, terjadi tumpukan tanah dari runtuhan didnding tiang bor atau sedimentasi lumpur, sehingga seringkali daya dukung ujung dari tiang bor tidak dapat diandalkan.
  •          Pengecoran beton bukan pada kondisi ideal dan tidak dapat segera diperiksa.
  •          Berbahaya bila ada tekanan artesis karena tekanan ini dapat menerobos keatas.


Sebagai konsekwensi dari keandalan yang ditawarkan oleh pondasi tiang bor, perhatian yang lebih besar juga harus dicurahkan pada detail pelaksanaannya an pengaruh potensial terhadap perilaku serta biaya konstruksinya. Hal ini dapat menuntut investasi lanjut, misalnya untuk memperoleh data penelidikan tanah yang lebbih akurat dan perencana atau pengawas yang berpengalaman untuk pekerjaan inspeksi.




Faktor utama yang sering menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis pondasi adalah biaya dan keandalannya. Keandalan disini merupakan keyakinan dari ahli pondasi dimana rancangan yang tertulis dalam dokumen desain akan memperoleh kondisi yang mendekati kondisi lapangan, sehingga dapat memikul beban dengan suatu faktor keamanan yang memadai. kemajuan-kemajuan telah diperoleh terhadap informasi mengenai perilaku tiang bor dengan adanya instrumentasi pada tiang bor yang diuji.
Pondasi tiang bor mempunyai karakteristik khusus karena cara pelaksanaannya yang dapat mengakibbatkan perbedaan perilakunya di bawah pembebanan dibandingkan dengan tiang pancang. Hal-hal yang mengakibatkan perbedaan tersebut diantaranya adalah :
  • Tiang bor dilaksanakan dengan menggali lubang bor dan mengisinya dengan material beton, sedangkan tiang pancang dimasukkan ketanah dengan mendesak tanah disekitarnya.
  •  Beton dicor dengan keadaan basah dan mengalami masa curing di bawah tanah.
  •   Kadang-kadang digunakan casing untuk menjaga stabiitas dinding lubang bor dan dapat pula casing tersebut tidak dicabut karena kesulitan dilapangan.
  •  Kadang-kadang digunakan slurry untuk menjaga stabilitas lubang bor yang dapat membentuk lapisan lumpur pada dinding galian serta mempengaruhi mekanisme gesekan tiang dengan tanah.
  •  Cara penggalian lubang bor disesuaikan dengan kondisi tanah.

Beberapa masalah pada tiang bor yang belum terjawab diantaranya adalah :
  •          Besarnyya reduksi kuat geser tanah akibat cara pemboran yang berbeda.
  •          Efek migrasi air dari beton ke dalam tanah.
  •          Pengaruh dari teknik pelaksanaan.
  •          Pemikulan beban di dasar tiang bor

Beberapa keuntungan pemakaian pondasi tiang bor adalah :
  •          Metode desain yang semakin handal. Berbagai metode desain yang rasional telah dikembangkan untuk berbagai macam pembbebanan dan kondisi tanah.
  •          Kepastian penentuan kedalam elevasi ujung pondasi atau lapisan pendukung. Penentuan lokasi yang pasti dari penggalian untuk pondasi tiang bor dapat diinspeksi atau diukur, sedangkan pada pondasi tiang pancang lokasi dapat menyimpang dari lokasinya akibat adanya lapisan batuan, batu besar dan faktor-faktor lainnya.
  •          Inspeksi tanah hasil pemboran. Keandalan desain dari pondasi hanya baik apabila tanah diketahui. Pada pondasi tiang bor, saat pengalian atau pengeboran dapat dilakukan pemeriksaan mengenai jenis tanah untuk dibandingkan dengan jenis tanah ang digunakan dalam perencanaan.
  •          Dapat dilakukan pada berbagai jenis tanah. Pondasi tiang bor pada umumnya dapat dikonstuksi pada hampir semua jenis tanah. Penetrasi dapat dilakukan pada tanah kerikil dan breksi, juga dapat menembus batuan.
  •          Gangguan lingkungan yang minimal. Suara, getaran dan gerakan dari tanah sekitarnya dapat dikatakan minimum.
  •          Kemudahan terhadap perubahan konstruksi. Kontraktor dapat dengan mudah mengikuti perubahan diameter atau panjang tiang bor, untuk mengkompensasikan suatu kondisi yang tidak terduga.
  •          Umumnya daya dukung yang amat tinggi memungkinkan perencanaan satu kolom dengan dukungan satu tiang sehingga dapat menghemat kebutuhan untuk pile cap.
  •          Kepala atau bagian atas tiang dapat diperbesar bila diperlukan, misalnya untuk meningkatkan inersia terhadap momen.
  •          Kaki atau ujung bawah tiang dapat diperbesar untuk meningkatkan daya dukung ujung tiang, baik dalam pembebanan tekan maupun tarik
  •          Tiang bor dengan diameter 0.5 hingga 6.0 m sudah dapat dibuat.
  •          Tidak ada resiko penyembulan (heaving)

Namun demikian terdapat juga kekurangan dengan tiang bor :
  •          Berbeda dengan tiang pancang atau pondasi dangkal, pelaksanaan konstruksi tiang bor yang sukses sangat bergantung pada ketrampilan dan kemampuan dari kontraktor, dimana pelaksanaan yang buruk dapat menyebabkan penurunan daya dukung yang signifikan.
  •          Kondisi tanah dikaki tiang seringkali rusak oleh proses pemboran, terjadi tumpukan tanah dari runtuhan didnding tiang bor atau sedimentasi lumpur, sehingga seringkali daya dukung ujung dari tiang bor tidak dapat diandalkan.
  •          Pengecoran beton bukan pada kondisi ideal dan tidak dapat segera diperiksa.
  •          Berbahaya bila ada tekanan artesis karena tekanan ini dapat menerobos keatas.


Sebagai konsekwensi dari keandalan yang ditawarkan oleh pondasi tiang bor, perhatian yang lebih besar juga harus dicurahkan pada detail pelaksanaannya an pengaruh potensial terhadap perilaku serta biaya konstruksinya. Hal ini dapat menuntut investasi lanjut, misalnya untuk memperoleh data penelidikan tanah yang lebbih akurat dan perencana atau pengawas yang berpengalaman untuk pekerjaan inspeksi.

Kamis, 09 Juni 2016

Dari hasil uji pembebanan (loading test), dapat dilakukan interpretasi untuk menentukan besarnya beban ultimit. Ada berbagai metode interpretasi , diantaranya
1.       Metode Davisson (1972)
2.       Metode Mazurkiewicz (1972)
3.       Metode Chin (1970,1971)
4.       Kriteria Brinch Hansen 90% ( 1963)
5.       Kriteria Brinch Hansen 80% ( 1963)
6.       Metode Fuller dan Hoy (1970)
7.       Metode Butler dan Hoy (1977)
8.       Metode Decourt (1999)
Pada kali ini pembahasan yang akan dibahas adalah metode mazurkiewicz
Dalam metode ini penentuan beban utimit dari pondasi tiang memeiliki prosedur sebagai berikut :
a.       Gambar kurva beban terhadap penurunan
b.       Tentukan beberapa titik pada sumbu penurunan dengan interval penurunan yang sama
c.        Tarik garis sejajar dengan sumbu beban dari beberapa titik penurunan yang telah ditentukan hingga memotong kurva, dan tarik garis sejajar sumbu penurunan hingga memotong sumbu beban
d.       dari perpotongan setiap beban tersebut, tarik garis yang membentuk sudut 45 derajat terhadap garis perpotongan berikutnya, dan seterusnya

e.       Tarik garis lurus yang mewakili titik-titik yang terbentuk. perpotongan garis lurus ini dengan sumbu beban merupakan beban beban ultimit dari tiang.
Gambar 1. Hasil Olah Data Loading test

Gambar 1. Interpetasi daya dukung dengan metode Mazurkiewicz

Dari hasil uji pembebanan (loading test), dapat dilakukan interpretasi untuk menentukan besarnya beban ultimit. Ada berbagai metode interpretasi , diantaranya
1.       Metode Davisson (1972)
2.       Metode Mazurkiewicz (1972)
3.       Metode Chin (1970,1971)
4.       Kriteria Brinch Hansen 90% ( 1963)
5.       Kriteria Brinch Hansen 80% ( 1963)
6.       Metode Fuller dan Hoy (1970)
7.       Metode Butler dan Hoy (1977)
8.       Metode Decourt (1999)
Pada kali ini pembahasan yang akan dibahas adalah metode mazurkiewicz
Dalam metode ini penentuan beban utimit dari pondasi tiang memeiliki prosedur sebagai berikut :
a.       Gambar kurva beban terhadap penurunan
b.       Tentukan beberapa titik pada sumbu penurunan dengan interval penurunan yang sama
c.        Tarik garis sejajar dengan sumbu beban dari beberapa titik penurunan yang telah ditentukan hingga memotong kurva, dan tarik garis sejajar sumbu penurunan hingga memotong sumbu beban
d.       dari perpotongan setiap beban tersebut, tarik garis yang membentuk sudut 45 derajat terhadap garis perpotongan berikutnya, dan seterusnya

e.       Tarik garis lurus yang mewakili titik-titik yang terbentuk. perpotongan garis lurus ini dengan sumbu beban merupakan beban beban ultimit dari tiang.
Gambar 1. Hasil Olah Data Loading test

Gambar 1. Interpetasi daya dukung dengan metode Mazurkiewicz

Selasa, 07 Juni 2016

FOR SALE!!!
Dapatkan “FLASDISK KUMPULAN TUTORIAL + GAMBAR LENGKAP”, Paket Flasdisk ini meliputi :
1. Tutorial Plaxis 2D + File Instaler Plaxis 2D
2. Tutorial Plaxis 3D Foundation + File Instaler Plaxis 3D Foundation
3. Tutorial Geoslpoe
4. Tutorial Pengujian Tanah
5. Gambar Jembatan Komposit (Format Autocad)
6. Gambar Jembatan Baja (Format autocad)
7. Gambar Bangunan Air (Format autocad)
8. Gambar Masjid (Format autocad)
Bukan itu saja, anda akan mendapatkan BONUS 5000 Gambar diantaranya :
- Denah Rumah
- Interior Rumah
- Eksterior Rumah
- Gazebo
- Library Cad
HARGA PAKET FLASDISK INI HANYA Rp.200 ribu, KARENA FLASDISK INI LOUNCHING PERTAMA MAKA ANDA BERHAK MENDAPATKAN FREE ONGKIR SELURUH INDONESIA

# Dalam Rangka menyambut Ramadhan Paket Flasdisk ini juga mempunyai program yaitu setiap pembelian yang anda lakukan akan disumbangkan 10.000 untuk pembangunan masjid, Dapatkan Flasdisknya raih amal soleh dengan sedekah

FOR SALE!!!
Dapatkan “FLASDISK KUMPULAN TUTORIAL + GAMBAR LENGKAP”, Paket Flasdisk ini meliputi :
1. Tutorial Plaxis 2D + File Instaler Plaxis 2D
2. Tutorial Plaxis 3D Foundation + File Instaler Plaxis 3D Foundation
3. Tutorial Geoslpoe
4. Tutorial Pengujian Tanah
5. Gambar Jembatan Komposit (Format Autocad)
6. Gambar Jembatan Baja (Format autocad)
7. Gambar Bangunan Air (Format autocad)
8. Gambar Masjid (Format autocad)
Bukan itu saja, anda akan mendapatkan BONUS 5000 Gambar diantaranya :
- Denah Rumah
- Interior Rumah
- Eksterior Rumah
- Gazebo
- Library Cad
HARGA PAKET FLASDISK INI HANYA Rp.200 ribu, KARENA FLASDISK INI LOUNCHING PERTAMA MAKA ANDA BERHAK MENDAPATKAN FREE ONGKIR SELURUH INDONESIA

# Dalam Rangka menyambut Ramadhan Paket Flasdisk ini juga mempunyai program yaitu setiap pembelian yang anda lakukan akan disumbangkan 10.000 untuk pembangunan masjid, Dapatkan Flasdisknya raih amal soleh dengan sedekah

Senin, 06 Juni 2016

Cara yang paling dapat diandalkan untuk menguji daya dukung pondasi tiang adalah dengan uji pembebanan statik. Interpretasi dari hasil uji pembebanan static merupakan bagian yang cukup penting untuk mengetahui respon tiang pada selimut dan ujungnya serta besarnya daya dukung ultimitnya. Berbagai metode interpretasi perlu mendapat perhatian dalam hal nilai daya dukung ultimit yang diperoleh karena setiap metode dapat memberikan hasil yang berbeda. Yang terpenting adalah agar dari hasil uji pembebanan static, seorang praktisi dalam rekayasa pondasi dapat menentukan mekanisme yang terjadi, misalnya dengan melihat kurva beban-penurunan, besarnya deformasi plastis tiang, kemungkinan terjadinya kegagalan bahan tiang, dan sebagainya.
Pengujian hingga 200% dari beban kerja sering dilakukan pada tahap verifikasi daya dukung, tetapi untuk alas an lain misalnya untuk keperluan optimasi dan untuk control beban ultimit pada gempa kuat, seringkali diperlukan pengujian 250% hingga 300% dari beban kerja.
Pengujian beban statik melibatkan pemberian beban statik dan pengukuran pergerakan tiang. Beban-beban umumnya diberikan secara bertahap dan penurunan tiang diamati. Umumnya definisi keruntuhan yang diterima dan dicatat untuk interpretasi lebih lanjut adalah bila dibawah suatu beban yang konstan. tiang terus menerus mengalami penurunan. Pada umumnya beban runtuh tidak dicapai pada saat pengujian. Oleh karena itu daya dukung ultimit dari tiang hanya merupakan suatu estimasi. Sesudah tiang uji dipersiapkan (di pancang atau di cor), perlu ditunggu dulu selama 7 hingga 30 hari sebelum tiang dapat di uji. Hal ini penting untuk memungkinkan tanah yang telah terganggu kembali ke keadaan semula.
Beban kontra dapat dilakukan dengan dua cara kentledge seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, selain itu juga dapat digunakan kerangka baja atau jangkar pada tanah, Pembebanan diberikan pada tiang dengan menggunakan dongkrak hidrolik.
Pergerakan tiang dapat diukur dengan menggunakan satu set dial gauges yang dipasang kepada kepala tiang. Toleransi pembacaan antara satu dial gauges dial gauges dengan dial gauges lainnya adalah 1 mm. Dalam banyak hal, sangat penting untuk mengukur pergerakan relatif dari tiang.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari interaksi tanah dengan tiang, pengujian tiang sebaiknya dilengkapi instrumentasi. Instrumentasi yang dapat digunakan adalah strain gauges yang dapat dipasang pada lokasi-lokasi tertentu disepanjang tiang, tell tales pada kedalaman-kedalaman tertentu, atau load cell yang ditempatkan di bawah kaki tiang. Instrumentasi dapat memberikan informasi mengenai pergerakan kaki tiang, deformasi sepanjang tiang, atau distribusi beban sepanjang tiang selama pengujian. Sumber : Manual Pondasi Tiang
Gambar 1. Pengujian dengan Kentledge


Cara yang paling dapat diandalkan untuk menguji daya dukung pondasi tiang adalah dengan uji pembebanan statik. Interpretasi dari hasil uji pembebanan static merupakan bagian yang cukup penting untuk mengetahui respon tiang pada selimut dan ujungnya serta besarnya daya dukung ultimitnya. Berbagai metode interpretasi perlu mendapat perhatian dalam hal nilai daya dukung ultimit yang diperoleh karena setiap metode dapat memberikan hasil yang berbeda. Yang terpenting adalah agar dari hasil uji pembebanan static, seorang praktisi dalam rekayasa pondasi dapat menentukan mekanisme yang terjadi, misalnya dengan melihat kurva beban-penurunan, besarnya deformasi plastis tiang, kemungkinan terjadinya kegagalan bahan tiang, dan sebagainya.
Pengujian hingga 200% dari beban kerja sering dilakukan pada tahap verifikasi daya dukung, tetapi untuk alas an lain misalnya untuk keperluan optimasi dan untuk control beban ultimit pada gempa kuat, seringkali diperlukan pengujian 250% hingga 300% dari beban kerja.
Pengujian beban statik melibatkan pemberian beban statik dan pengukuran pergerakan tiang. Beban-beban umumnya diberikan secara bertahap dan penurunan tiang diamati. Umumnya definisi keruntuhan yang diterima dan dicatat untuk interpretasi lebih lanjut adalah bila dibawah suatu beban yang konstan. tiang terus menerus mengalami penurunan. Pada umumnya beban runtuh tidak dicapai pada saat pengujian. Oleh karena itu daya dukung ultimit dari tiang hanya merupakan suatu estimasi. Sesudah tiang uji dipersiapkan (di pancang atau di cor), perlu ditunggu dulu selama 7 hingga 30 hari sebelum tiang dapat di uji. Hal ini penting untuk memungkinkan tanah yang telah terganggu kembali ke keadaan semula.
Beban kontra dapat dilakukan dengan dua cara kentledge seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, selain itu juga dapat digunakan kerangka baja atau jangkar pada tanah, Pembebanan diberikan pada tiang dengan menggunakan dongkrak hidrolik.
Pergerakan tiang dapat diukur dengan menggunakan satu set dial gauges yang dipasang kepada kepala tiang. Toleransi pembacaan antara satu dial gauges dial gauges dengan dial gauges lainnya adalah 1 mm. Dalam banyak hal, sangat penting untuk mengukur pergerakan relatif dari tiang.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari interaksi tanah dengan tiang, pengujian tiang sebaiknya dilengkapi instrumentasi. Instrumentasi yang dapat digunakan adalah strain gauges yang dapat dipasang pada lokasi-lokasi tertentu disepanjang tiang, tell tales pada kedalaman-kedalaman tertentu, atau load cell yang ditempatkan di bawah kaki tiang. Instrumentasi dapat memberikan informasi mengenai pergerakan kaki tiang, deformasi sepanjang tiang, atau distribusi beban sepanjang tiang selama pengujian. Sumber : Manual Pondasi Tiang
Gambar 1. Pengujian dengan Kentledge


Jumat, 03 Juni 2016

Burhan, anak yang terkenal paling okem di kampung itu kini telah berubah. Alhamdulillah, barangkali inilah ‘hikmah’nya bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan dari Allah Swt. Jika Burhan pada bulan biasanya tampil mirip-mirip para personelnya Limp Bizkit atawa Korn, yang memang pada liar, kini doi kelihatan lebih tenang. Raut muka yang bulan kemarin bertampang Romusa, alias Roman Muka Sadis, kini setelahnya Primus, alias Pria Muka Sholeh. Kalo dulu, kemana-mana nyekek botol cap “Topi Miring” kini lebih sering bawa al-Quran dan kepalanya tertutup peci (tapi bukan peci miring lho, he..he..he..), bahkan doi ikutan aktif di remaja masjid di kampungnya. Pokoknya, kita-kita kaget banget, tapi sekaligus senang, karena ada perubahan dalam diri doi. Syukurlah.
Burhan, orangnya memang cool, tapi dulu suka bikin kesel. Makanya, anak-anak kampung situ suka ngeledekin doi dengan membuat akronim untuk namanya, Burhan, adalah akronim dari burung hantu. Hih (nyambung nggak seh? He..he..he..). Tapi label itulah yang diberikan teman-temannya saat Burhan merajalela dengan kemaksiatannya. Yup, ketika Burhan lagi seneng-senengnya berbuat dosa. Tapi sekali lagi, alhamdulillah, sekarang nggak lagi. Moga-moga seterusnya berubah jadi baik, bukan sekadar jeda, untuk kemudian kembali gokil. Amit-amit ya? Meskipun doi imut-imut (tapi ini bukan akronim dari item mutlak lho...)
Sobat muda muslim, contoh kasus Burhan kayaknya menarik juga. Moga aja bisa jadi semacam cermin buat kita, ternyata orang sebejat apapun dia, insya Allah masih bisa berubah. Tentunya jika dia memang berusaha keras untuk mengubah dirinya. Sekadar tahu saja, perubahan Burhan nggak begitu saja terjadi. Tapi, teman-teman di sekitar Burhan sebelumnya juga kerap ngingetin doi. Lama-lama doi mikir juga, ternyata banyak temannya yang mau peduli dengan doi. Ternyata begitu berharga memiliki teman-teman baik. Teman yang mau bersusah payah mengingatkan dirinya di kala berada dalam kegelapan. Teman yang mampu menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam kehidupannya. Maka, sungguh sangat malu bagi Burhan, jika temannya begitu menaruh perhatian kepada masa depan dirinya, sementara dirinya sendiri masa bodoh dengan masa depan. Inilah yang membuat Burhan mau mikir dan akhirnya berubah.
Nah, proses ini kemudian menghantarkan Burhan mulai mengenal Islam. Bulan Ramadhan inilah waktu yang pas buat doi untuk berubah. Ramadhan memang mampu menjadikan orang bisa mengubah gaya hidupnya. Tentu buat mereka yang memang menginginkan dengan serius perubahan dalam dirinya. Tapi, bagi mereka yang hanya menganggap bahwa Ramadhan adalah bulan dimana dia kudu berubah sesaat, maka orang model begitu kemungkinan besar nggak akan berubah menuju kebaikan. Buktinya, banyak seleb yang begitu. Sebelum Ramadhan kelakuannya naudzubillah, pas Ramadhan berubah drastis, jadi kalem. Eh, begitu selesai Ramadhan, mereka kembali ‘gila’. Emang sih bukan cuma kalangan seleb yang begitu rupa, dari kalangan kita-kita juga banyak. But, berhubung kaum seleb mudah dilihat penampilannya di layar kaca dan media cetak, maka merekalah yang paling mungkin untuk disorot. Duh, pada sadar ngapa?
Yang taat Vs yang maksiat
Memang sih, pengennya ketika Ramadhan tiba, maksiat serta merta jeda, atau malah reda sama sekali. Tapi lain di harapan, lain pula dalam kenyataan. Di satu sisi, kita nggak menutup mata kalo memang ada perubahan yang berarti bagi sebagian dari kita. Tapi kita juga prihatin, sebab masih ada juga yang nggak kenal kata akhir dalam maksiat. Ramadhan dibabat juga. Orang model begini memang rada susah diajak untuk baik.
Coba deh kalo kamu jalan-jalan ke pasar, meski di hari pertama bulan puasa, sudah banyak dijumpai mereka yang melalaikan kewajiban puasa. Konyolnya, sambil melayani pembeli mulutnya nggak berhenti ngunyah makanan. Padahal, mereka muslim lho. Tapi apa mau dikata, orang model begitu maunya menang sendiri. Kalo disebut bukan Islam kayaknya bakalan murka juga, tapi, kelakuannya malah bertolak belakang dengan prinsip hidup seorang muslim. Apa nggak aneh tuh orang?
Malah, bulan suci Ramadhan yang seharusnya menjadi momentum untuk menambah kuantitas amal dan kualitas amal kita, ternyata justru dinodai dengan tetap bukanya tempat-tempat hiburan yang full maksiat. Coba, siapa yang kagak dongkol?
Eh, udah gitu, di Surabaya beberapa hari menjelang Ramadhan ratusan pekerja seks komersial (baca: pelacur) yang bekerja di diskotik, bar, dan club-club malam memprotes pemda kota Surabaya agar mencabut larangan beroperasinya hiburan malam di kota tersebut selama Ramadhan. Sebab, kalo tempat itu ditutup mereka nggak bisa kerja. Parahnya lagi, mereka berdalih bahwa jika mereka tidak bekerja di tempat hiburan tersebut, bagaimana bisa membeli kebutuhan untuk lebaran? Waduh, ini benar-benar IQ jongkok! Sori rada kasar dikit. Lebaran mau, tapi maksiat jalan terus. Wah, berarti perzinahan jalan terus meski sedang puasa. Aduh, pantas jika Allah murka kepada mereka. Rasulullah saw. bersabda: “Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.” (HR. Ath Thabrani, Al Hakim dari Ibnu Abbas, dalam kitab Fathul Kabir jilid I hlm. 132).
Sobat muda muslim, terus terang kita sedih, kesal, dan juga kecewa dengan kenyataan ini. Ternyata Ramadhan, bagi sebagian dari kaum muslimin yang masih getol maksiat, tidak membuat mereka berhenti dan meninggalkan kebiasaan buruk dan terkutuknya itu. Malah tetep maju terus pantang mundur. Mereka bisa berbuat begitu, selain karena kebodohannya, juga karena kemalasannya untuk mencari ilmu, yakni malas untuk mengetahui tentang ajaran Islam. Jadi ada kesan masa bodoh dengan ajaran Islam. Dengan demikian, orang model begini layak dicap sebagai orang yang tak mau tahu dengan ajaran Islam. Bahaya sobat.
Begitu pula kita prihatin dengan kondisi pergaulan teman-teman remaja, baik di kota maupun di desa. Ternyata aktivitas maksiatnya tetep jalan meski sedang berpuasa. Ambil contoh tentang pergualan laki-perempuan, sampe sekarang masih dijumpai remaja yang tak bisa lepas dari pacaran. Maka jangan kaget jika acara JJS (Jalan-Jalan Subuh) di bulan Ramadhan jadi ajang untuk PDKT dengan pasangannya. Hasilnya, mulut mereka memang puasa dari makan dan minum, tapi beliau-beliau ini tidak tidak puasa dari berbuat maksiat. STMJ, Shaum Terus, Maksiat Jalan! Walah?
Maka, kita-kita ingin ngingetin teman-teman yang masih doyan maksiat, tolong hentikan semua aktivitas tercela itu. Mari kita mengubah diri kita dengan Islam, dan tentunya tidak setengah-setengah, tapi kudu totalitas dengan tuntunan Islam. Yang memang satu-satunya solusi untuk kemaslahatan manusia di muka bumi ini. Maka sungguh heran jika masih ada manusia yang nggak demen dengan Islam. Apalagi sampe membencinya setengah mati. Kita nggak ingin menyaksikan ada umat Islam yang tidak kenal dengan ajaran agamanya sendiri. Mengerikan banget kalo memang itu terjadi. Semoga saja, temen-temen remaja segera sadar dari kekeliruannya. Oke deh, pengennya kita neh, kamu-kamu bisa bertanggung jawab dengan apa yang kamu perbuat. Jadi, jangan coba-coba maksiat lagi ya?
Jangan malu untuk berubah!
Sobat muda muslim, kalo merhatiin perkembangan sekarang, kayaknya dari kita-kita jadi pada malu untuk berbuat baik. Nggak semua sih, tapi.. ada aja. Aneh memang. Padahal, justru kudu bangga kalo kita berbuat kebenaran dan kebaikan sesuai ajaran agama kita, Islam. Mau bukti?
Hmm.. kelihatannya udah mengikis rasa bangga menjadi seorang muslim. Teman remaja kita justru bisa merasa bangga ketika menyandang cacat, eh, predikat yang wah di mata masyarakat umum. Misalnya, ada anak (sekaligus orangtuanya) yang bangga kalo jadi bagian dari anggota paskibra (pasukan pengibar bendera). Ada juga yang bangga jika doi adalah pemain basket. Maka, jangan kaget kalo doi kerapkali memamerkan keterampilannya dalam memainkan bola basket tersebut. Ada juga teman yang merasa udah hebat kalo doi jadi orang yang wara-wiri di panggung show.
Sayangnya, kebanggaan semu seperti itu seperti telah mengubur kebanggaan lainnya, yang justru kudu dimiliki setiap muslim, yakni bangga menjadi seorang muslim. Sori, bukannya kita merendahkan teman-teman yang punya keahlian di bidang yang tadi kita sebutkan. Nggak. Kita ‘menghargai’ kok. Tapi inget lho, kebanggaan seperti itu nggak akan memberikan kontribusi yang besar untuk kemajuan Islam. Lagian itu kan kebanggaan semu.
Oke, rasanya kudu ditumbuhkan kembali kebanggaan menjadi seorang muslim. Itu sebabnya, jangan minder kalo jadi anak muslim. Jangan pernah merasa bersalah dan mengutuki diri sendiri hanya gara-gara kamu muslim. Sehingga membuat kamu kudu tampil dengan gaya hidup seperti orang-orang Barat. Kamu pun jadi terbiasa dengan model kehidupannya. Bahkan untuk sekadar nama saja, kamu pengen nama itu terdengar modern, dan tentu mengandung unsur dari ‘kulon’. Maka jangan heran jika para orangtua di kampung saja bangga punya anak yang namanya David, misalkan. Lucunya, kalo pas ditanya, “David ke mana?” Jawabannya, “Lagi ngambil kayu di hutan” Wackss..? Jangan-jangan namanya David Bacem! ?
Sobat muda muslim, dengan menuliskan gambaran seperti itu, tentunya kita punya tujuan ingin mengajak kamu untuk berubah. Jadi kita harap kamu jangan males, apalagi malu untuk berubah menjadi baik. Kalo dulu kamu bangga dengan hal-hal sepele, termasuk bangga menjadi bagian dari masyarakat Barat, maka sekarang tunjukan kebanggaan kamu sebagai seorang muslim. Nggak ada salahnya kamu belajar dari kasus Burhan di atas. Dari okem menjadi alim. Sebuah prestasi hebat bukan? Dan itu hanya bisa diraih ketika kita juga punya niatan yang benar dan sungguh-sungguh ingin mengubah diri. Sebab, Allah akan menolong orang-orang yang memang mau mengubah dirinya. Firman Allah Swt.: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (TQS ar-Ra’d [13]: 11)
Dalam ayat lain, Allah Swt. Akan menolong orang-orang yang beriman. Jadi, kalo pengen ditolong oleh Allah di dunia dan di akhirat, maka jangan malu untuk berbuat baik (baca: beriman) Allah Swt. menjelaskan: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (TQS al-Mukmin [40]: 51)
Yuk, kita benahi diri kita untuk menjadi baik mumpung bulan Ramadhan. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang mendapat berkah, rahmat, dan ampunan. Jadi, jangan takut untuk berubah menjadi baik! Semoga ‘semangat’ Ramadhan ini bikin kita berhenti sama sekali dari perbuatan maksiat. Dan sebaliknya, kita getol beribadah. Amin.?
Sumber : Buletin Studia


Burhan, anak yang terkenal paling okem di kampung itu kini telah berubah. Alhamdulillah, barangkali inilah ‘hikmah’nya bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan dari Allah Swt. Jika Burhan pada bulan biasanya tampil mirip-mirip para personelnya Limp Bizkit atawa Korn, yang memang pada liar, kini doi kelihatan lebih tenang. Raut muka yang bulan kemarin bertampang Romusa, alias Roman Muka Sadis, kini setelahnya Primus, alias Pria Muka Sholeh. Kalo dulu, kemana-mana nyekek botol cap “Topi Miring” kini lebih sering bawa al-Quran dan kepalanya tertutup peci (tapi bukan peci miring lho, he..he..he..), bahkan doi ikutan aktif di remaja masjid di kampungnya. Pokoknya, kita-kita kaget banget, tapi sekaligus senang, karena ada perubahan dalam diri doi. Syukurlah.
Burhan, orangnya memang cool, tapi dulu suka bikin kesel. Makanya, anak-anak kampung situ suka ngeledekin doi dengan membuat akronim untuk namanya, Burhan, adalah akronim dari burung hantu. Hih (nyambung nggak seh? He..he..he..). Tapi label itulah yang diberikan teman-temannya saat Burhan merajalela dengan kemaksiatannya. Yup, ketika Burhan lagi seneng-senengnya berbuat dosa. Tapi sekali lagi, alhamdulillah, sekarang nggak lagi. Moga-moga seterusnya berubah jadi baik, bukan sekadar jeda, untuk kemudian kembali gokil. Amit-amit ya? Meskipun doi imut-imut (tapi ini bukan akronim dari item mutlak lho...)
Sobat muda muslim, contoh kasus Burhan kayaknya menarik juga. Moga aja bisa jadi semacam cermin buat kita, ternyata orang sebejat apapun dia, insya Allah masih bisa berubah. Tentunya jika dia memang berusaha keras untuk mengubah dirinya. Sekadar tahu saja, perubahan Burhan nggak begitu saja terjadi. Tapi, teman-teman di sekitar Burhan sebelumnya juga kerap ngingetin doi. Lama-lama doi mikir juga, ternyata banyak temannya yang mau peduli dengan doi. Ternyata begitu berharga memiliki teman-teman baik. Teman yang mau bersusah payah mengingatkan dirinya di kala berada dalam kegelapan. Teman yang mampu menjadi orang yang paling bertanggung jawab dalam kehidupannya. Maka, sungguh sangat malu bagi Burhan, jika temannya begitu menaruh perhatian kepada masa depan dirinya, sementara dirinya sendiri masa bodoh dengan masa depan. Inilah yang membuat Burhan mau mikir dan akhirnya berubah.
Nah, proses ini kemudian menghantarkan Burhan mulai mengenal Islam. Bulan Ramadhan inilah waktu yang pas buat doi untuk berubah. Ramadhan memang mampu menjadikan orang bisa mengubah gaya hidupnya. Tentu buat mereka yang memang menginginkan dengan serius perubahan dalam dirinya. Tapi, bagi mereka yang hanya menganggap bahwa Ramadhan adalah bulan dimana dia kudu berubah sesaat, maka orang model begitu kemungkinan besar nggak akan berubah menuju kebaikan. Buktinya, banyak seleb yang begitu. Sebelum Ramadhan kelakuannya naudzubillah, pas Ramadhan berubah drastis, jadi kalem. Eh, begitu selesai Ramadhan, mereka kembali ‘gila’. Emang sih bukan cuma kalangan seleb yang begitu rupa, dari kalangan kita-kita juga banyak. But, berhubung kaum seleb mudah dilihat penampilannya di layar kaca dan media cetak, maka merekalah yang paling mungkin untuk disorot. Duh, pada sadar ngapa?
Yang taat Vs yang maksiat
Memang sih, pengennya ketika Ramadhan tiba, maksiat serta merta jeda, atau malah reda sama sekali. Tapi lain di harapan, lain pula dalam kenyataan. Di satu sisi, kita nggak menutup mata kalo memang ada perubahan yang berarti bagi sebagian dari kita. Tapi kita juga prihatin, sebab masih ada juga yang nggak kenal kata akhir dalam maksiat. Ramadhan dibabat juga. Orang model begini memang rada susah diajak untuk baik.
Coba deh kalo kamu jalan-jalan ke pasar, meski di hari pertama bulan puasa, sudah banyak dijumpai mereka yang melalaikan kewajiban puasa. Konyolnya, sambil melayani pembeli mulutnya nggak berhenti ngunyah makanan. Padahal, mereka muslim lho. Tapi apa mau dikata, orang model begitu maunya menang sendiri. Kalo disebut bukan Islam kayaknya bakalan murka juga, tapi, kelakuannya malah bertolak belakang dengan prinsip hidup seorang muslim. Apa nggak aneh tuh orang?
Malah, bulan suci Ramadhan yang seharusnya menjadi momentum untuk menambah kuantitas amal dan kualitas amal kita, ternyata justru dinodai dengan tetap bukanya tempat-tempat hiburan yang full maksiat. Coba, siapa yang kagak dongkol?
Eh, udah gitu, di Surabaya beberapa hari menjelang Ramadhan ratusan pekerja seks komersial (baca: pelacur) yang bekerja di diskotik, bar, dan club-club malam memprotes pemda kota Surabaya agar mencabut larangan beroperasinya hiburan malam di kota tersebut selama Ramadhan. Sebab, kalo tempat itu ditutup mereka nggak bisa kerja. Parahnya lagi, mereka berdalih bahwa jika mereka tidak bekerja di tempat hiburan tersebut, bagaimana bisa membeli kebutuhan untuk lebaran? Waduh, ini benar-benar IQ jongkok! Sori rada kasar dikit. Lebaran mau, tapi maksiat jalan terus. Wah, berarti perzinahan jalan terus meski sedang puasa. Aduh, pantas jika Allah murka kepada mereka. Rasulullah saw. bersabda: “Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah.” (HR. Ath Thabrani, Al Hakim dari Ibnu Abbas, dalam kitab Fathul Kabir jilid I hlm. 132).
Sobat muda muslim, terus terang kita sedih, kesal, dan juga kecewa dengan kenyataan ini. Ternyata Ramadhan, bagi sebagian dari kaum muslimin yang masih getol maksiat, tidak membuat mereka berhenti dan meninggalkan kebiasaan buruk dan terkutuknya itu. Malah tetep maju terus pantang mundur. Mereka bisa berbuat begitu, selain karena kebodohannya, juga karena kemalasannya untuk mencari ilmu, yakni malas untuk mengetahui tentang ajaran Islam. Jadi ada kesan masa bodoh dengan ajaran Islam. Dengan demikian, orang model begini layak dicap sebagai orang yang tak mau tahu dengan ajaran Islam. Bahaya sobat.
Begitu pula kita prihatin dengan kondisi pergaulan teman-teman remaja, baik di kota maupun di desa. Ternyata aktivitas maksiatnya tetep jalan meski sedang berpuasa. Ambil contoh tentang pergualan laki-perempuan, sampe sekarang masih dijumpai remaja yang tak bisa lepas dari pacaran. Maka jangan kaget jika acara JJS (Jalan-Jalan Subuh) di bulan Ramadhan jadi ajang untuk PDKT dengan pasangannya. Hasilnya, mulut mereka memang puasa dari makan dan minum, tapi beliau-beliau ini tidak tidak puasa dari berbuat maksiat. STMJ, Shaum Terus, Maksiat Jalan! Walah?
Maka, kita-kita ingin ngingetin teman-teman yang masih doyan maksiat, tolong hentikan semua aktivitas tercela itu. Mari kita mengubah diri kita dengan Islam, dan tentunya tidak setengah-setengah, tapi kudu totalitas dengan tuntunan Islam. Yang memang satu-satunya solusi untuk kemaslahatan manusia di muka bumi ini. Maka sungguh heran jika masih ada manusia yang nggak demen dengan Islam. Apalagi sampe membencinya setengah mati. Kita nggak ingin menyaksikan ada umat Islam yang tidak kenal dengan ajaran agamanya sendiri. Mengerikan banget kalo memang itu terjadi. Semoga saja, temen-temen remaja segera sadar dari kekeliruannya. Oke deh, pengennya kita neh, kamu-kamu bisa bertanggung jawab dengan apa yang kamu perbuat. Jadi, jangan coba-coba maksiat lagi ya?
Jangan malu untuk berubah!
Sobat muda muslim, kalo merhatiin perkembangan sekarang, kayaknya dari kita-kita jadi pada malu untuk berbuat baik. Nggak semua sih, tapi.. ada aja. Aneh memang. Padahal, justru kudu bangga kalo kita berbuat kebenaran dan kebaikan sesuai ajaran agama kita, Islam. Mau bukti?
Hmm.. kelihatannya udah mengikis rasa bangga menjadi seorang muslim. Teman remaja kita justru bisa merasa bangga ketika menyandang cacat, eh, predikat yang wah di mata masyarakat umum. Misalnya, ada anak (sekaligus orangtuanya) yang bangga kalo jadi bagian dari anggota paskibra (pasukan pengibar bendera). Ada juga yang bangga jika doi adalah pemain basket. Maka, jangan kaget kalo doi kerapkali memamerkan keterampilannya dalam memainkan bola basket tersebut. Ada juga teman yang merasa udah hebat kalo doi jadi orang yang wara-wiri di panggung show.
Sayangnya, kebanggaan semu seperti itu seperti telah mengubur kebanggaan lainnya, yang justru kudu dimiliki setiap muslim, yakni bangga menjadi seorang muslim. Sori, bukannya kita merendahkan teman-teman yang punya keahlian di bidang yang tadi kita sebutkan. Nggak. Kita ‘menghargai’ kok. Tapi inget lho, kebanggaan seperti itu nggak akan memberikan kontribusi yang besar untuk kemajuan Islam. Lagian itu kan kebanggaan semu.
Oke, rasanya kudu ditumbuhkan kembali kebanggaan menjadi seorang muslim. Itu sebabnya, jangan minder kalo jadi anak muslim. Jangan pernah merasa bersalah dan mengutuki diri sendiri hanya gara-gara kamu muslim. Sehingga membuat kamu kudu tampil dengan gaya hidup seperti orang-orang Barat. Kamu pun jadi terbiasa dengan model kehidupannya. Bahkan untuk sekadar nama saja, kamu pengen nama itu terdengar modern, dan tentu mengandung unsur dari ‘kulon’. Maka jangan heran jika para orangtua di kampung saja bangga punya anak yang namanya David, misalkan. Lucunya, kalo pas ditanya, “David ke mana?” Jawabannya, “Lagi ngambil kayu di hutan” Wackss..? Jangan-jangan namanya David Bacem! ?
Sobat muda muslim, dengan menuliskan gambaran seperti itu, tentunya kita punya tujuan ingin mengajak kamu untuk berubah. Jadi kita harap kamu jangan males, apalagi malu untuk berubah menjadi baik. Kalo dulu kamu bangga dengan hal-hal sepele, termasuk bangga menjadi bagian dari masyarakat Barat, maka sekarang tunjukan kebanggaan kamu sebagai seorang muslim. Nggak ada salahnya kamu belajar dari kasus Burhan di atas. Dari okem menjadi alim. Sebuah prestasi hebat bukan? Dan itu hanya bisa diraih ketika kita juga punya niatan yang benar dan sungguh-sungguh ingin mengubah diri. Sebab, Allah akan menolong orang-orang yang memang mau mengubah dirinya. Firman Allah Swt.: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (TQS ar-Ra’d [13]: 11)
Dalam ayat lain, Allah Swt. Akan menolong orang-orang yang beriman. Jadi, kalo pengen ditolong oleh Allah di dunia dan di akhirat, maka jangan malu untuk berbuat baik (baca: beriman) Allah Swt. menjelaskan: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (TQS al-Mukmin [40]: 51)
Yuk, kita benahi diri kita untuk menjadi baik mumpung bulan Ramadhan. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-hambaNya yang mendapat berkah, rahmat, dan ampunan. Jadi, jangan takut untuk berubah menjadi baik! Semoga ‘semangat’ Ramadhan ini bikin kita berhenti sama sekali dari perbuatan maksiat. Dan sebaliknya, kita getol beribadah. Amin.?
Sumber : Buletin Studia


Rabu, 25 Mei 2016

Salah satu yang harus diperhatikan dalam perencanaan pondasi tiang adalah kemungkinan terjadinya seretan kebawah atau downdrag pada tiang. Seretan ini dikenal sebagai gaya hisap atau gesekan selimut negatif (negative skin friction).  Pada berbagai keadaan, khsusnya pada tanah lempung, diistribusi penurunan tanahberubah terhadap waktukarena adanya perubahan tekanan pori yang mengakibatkan konsolidasi pada tanah. Berkaitan dengan penyebab penurunan tanah, besarnya gesekan selimut negative bertambah dengan besarnya gerakan relatif antara selimut tiang dan tanah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penurunan tanah antara lain adalah :
·         Profil tanah dan elevasi muka air tanah
·         Sifat-sifat tanah (sifat kompresibilitas dan konsolidasi tanah)
·         Besarnya beban dan lamanya pembebanan
Briaud dan Tucker (1993), mengajukan beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam gesekan selimut negative. Apabila satu dari kriteria tersebut terpenuhi, maka gesekan selimut negatif perlu dipertimbangkan dalam perencanaan. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Total penurunan permukaan tanah diperkirakan lebih dari 100 mm.
2.      Penurunan permukaan tanah setelah pemancangan tiang akan lebih besar dari 10 mm.
3.      Tinggi timbunan yang akan ditempatkan pada permukaan tanah eksisting lebih dari 2 m.
4.      Ketebalan dari lapisan lunak yang kompresibel lebih dari 10 m.
5.      Penurunan muka air tanah lebih dari 4 m.
6.      Tiang dengan panjang lebih dari 25 m.
Bila sebuah tiang berada pada tanah timbunan yang cukup tebal yang masih mengalami pemampatan, atau pada tanah timbunan yang ditempatkan di atas lapisan tanah lempung yang kompresibel dan jenuh air, maka tanah cenderung akan memampat dan bergerak ke bawah. akibat dari beban timbunan, akan terjadi peningkatan tekanan air pori ssehingga tanah tersebut akan mengalami konsolidasi dan penurunan. Jika penurunan tanah disekitar tiang lebih besar dari penurunan tiang, maka akan timbul gesekan antara selimut tiang dengan tanah kearah bawah yang akan menyebabkan tiang tertarik kebawah. gaya geser kebawah ini dikenal sebagai gaya hisap, gesekan selimut negatif (negative skin friction) atau downdrag.
Perilaku ini juga terjadi pada daerah endapan lumpur atau lempung akibat terganggunya tanah pada saat pemancangan tiang. Peningkatan air pori pada pemancangan menimbulkan penurunan tanah yang mengakibatkan gesekan selimut negatif.

Akibat utama yang ditimbulkan oleh gesekan selimut negatif adalah penambahan beban aksial pada tiang dan pengurangan tegangan efektif pada ujung tiang yang disertai pengurangan kapasitas daya dukung ultimit. penambahan beban aksial pada tiang mengakibatkan pertambahan penurunan tiang yang disebabkan oleh pemendekan aksial tiang pancang di bawah titik netral (neutral point). yang dimaksud titik netral adalah elevasi pada tiang dimana tidak terjadi geseran antara selimut tiang dengan tanah atau suatu titik batas dimana terjadi perubahan menjadi gesekan selimut negatif seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1

Gambar 1. Skema gesekan negatif pada pondasi tiang

Salah satu yang harus diperhatikan dalam perencanaan pondasi tiang adalah kemungkinan terjadinya seretan kebawah atau downdrag pada tiang. Seretan ini dikenal sebagai gaya hisap atau gesekan selimut negatif (negative skin friction).  Pada berbagai keadaan, khsusnya pada tanah lempung, diistribusi penurunan tanahberubah terhadap waktukarena adanya perubahan tekanan pori yang mengakibatkan konsolidasi pada tanah. Berkaitan dengan penyebab penurunan tanah, besarnya gesekan selimut negative bertambah dengan besarnya gerakan relatif antara selimut tiang dan tanah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penurunan tanah antara lain adalah :
·         Profil tanah dan elevasi muka air tanah
·         Sifat-sifat tanah (sifat kompresibilitas dan konsolidasi tanah)
·         Besarnya beban dan lamanya pembebanan
Briaud dan Tucker (1993), mengajukan beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam gesekan selimut negative. Apabila satu dari kriteria tersebut terpenuhi, maka gesekan selimut negatif perlu dipertimbangkan dalam perencanaan. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Total penurunan permukaan tanah diperkirakan lebih dari 100 mm.
2.      Penurunan permukaan tanah setelah pemancangan tiang akan lebih besar dari 10 mm.
3.      Tinggi timbunan yang akan ditempatkan pada permukaan tanah eksisting lebih dari 2 m.
4.      Ketebalan dari lapisan lunak yang kompresibel lebih dari 10 m.
5.      Penurunan muka air tanah lebih dari 4 m.
6.      Tiang dengan panjang lebih dari 25 m.
Bila sebuah tiang berada pada tanah timbunan yang cukup tebal yang masih mengalami pemampatan, atau pada tanah timbunan yang ditempatkan di atas lapisan tanah lempung yang kompresibel dan jenuh air, maka tanah cenderung akan memampat dan bergerak ke bawah. akibat dari beban timbunan, akan terjadi peningkatan tekanan air pori ssehingga tanah tersebut akan mengalami konsolidasi dan penurunan. Jika penurunan tanah disekitar tiang lebih besar dari penurunan tiang, maka akan timbul gesekan antara selimut tiang dengan tanah kearah bawah yang akan menyebabkan tiang tertarik kebawah. gaya geser kebawah ini dikenal sebagai gaya hisap, gesekan selimut negatif (negative skin friction) atau downdrag.
Perilaku ini juga terjadi pada daerah endapan lumpur atau lempung akibat terganggunya tanah pada saat pemancangan tiang. Peningkatan air pori pada pemancangan menimbulkan penurunan tanah yang mengakibatkan gesekan selimut negatif.

Akibat utama yang ditimbulkan oleh gesekan selimut negatif adalah penambahan beban aksial pada tiang dan pengurangan tegangan efektif pada ujung tiang yang disertai pengurangan kapasitas daya dukung ultimit. penambahan beban aksial pada tiang mengakibatkan pertambahan penurunan tiang yang disebabkan oleh pemendekan aksial tiang pancang di bawah titik netral (neutral point). yang dimaksud titik netral adalah elevasi pada tiang dimana tidak terjadi geseran antara selimut tiang dengan tanah atau suatu titik batas dimana terjadi perubahan menjadi gesekan selimut negatif seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1

Gambar 1. Skema gesekan negatif pada pondasi tiang

Jumat, 13 Mei 2016


Perencanaan pondasi tiang pada umumnya mengikuti 7 langkah berikut :
1.      Menentukan profil dan katrakteristik teknis tanah
Penentuan stratifikasi atau pelapisan tanah, penggambaran profil kadar air dan batas-batas aterberg, menentukan kuat geser tak teralir (undrained) dari uji triaxial UU atau uji geser baling (Vane shear test), dan menggambarkan hasil uji lapangan (In-situ test). Muka air tanah juga perlu diketahui.
Pada lapisan tanah lempung yang jenuh air dan kompresibel perlu dilakukan uji konsolidasi jika diperlukan informasi penurunan jangka panjang dan evaluasi gaya hisap pada tiang, sedangkan pada tanah ekspansif perlu digambarkan profil potensi pengembangan (Swelling). Untuk evaluasi perilaku tiang terhadap beban lateral, modulus of subgrade reaction perlu ditentukan.
Bila terdapat beberapa pemboran dan uji sondir, gambarkan penampang potongan melalui titik-titik uji tersebut. Penggambaran penampang melintang melalui beberapa titik bor akan lebih memudahkan untuk mengevaluasi kondisi tanah dalam arah potongan tersebut. Dalam hal tertentu bilamana uji laboratorium tidak dilakukan, profil tanah dari uji sondir atau nilai SPT dapat ditampilkan.
2.      Penentuan kedalaman pondasi
Tentukan lapisan pendukung yang cukup baik dan dapat memikul beban berdasarkan profil tanah di lapangan. Bila terdapat lapisan yang kompresibel dibawahnya, pondasi dapat diperdalam atau perkiraan penurunan perlu dilakukan. Bila lapisan tanah keras tidak didapatkan hingga kedalaman tertentu, tiang dapat direncanakan sebagai tiang gesekan.
Bila pondasi tiang digunakan untuk menahan longsoran, maka kedalaman pondasi harus melampaui bidang longsor tersebut, dan bila digunakan menahan galian maka kedalaman pondasi harus masuk secukupnya agar jepitan memadai.
3.      Penentuan jenis dan dimensi pondasi
Tentukan jenis dan dimensi pondasi tiang baik tiang pancang atau tiang bor atau pondasi khusus berdasarkan pertimbangan beberapa faktor :
·         Jenis tanah sehubungan dengan kemampuan penetrasi tiang
·         Daya dukung tanah baik aksial dan lateral
·         Kapasitas penampang struktur tiang terhadap tekan, tarik dan lentur
·         Ketersediaan peralatan
·         Pengalaman konstruksi di lokasi proyek
·         Pertimbangan lingkungan (suara, getaran, jalan akses, dan lain-lain)
·         Ekonomi (biaya)
4.      Perencanaan pondasi tiang
Prosedur perencanaan pondasi tiang untuk bangunan gedung dan jembatan mengikuti cara yang belum umum, yaitu penentuan daya dukung ujung tiang, daya dukung gesekan selimut dan daya dukung lateral. Peralihan lateral pada beberapa kombinasi beban umumnya ditentukan untuk mengetahui kemapuan tiang untuk menahan beban lateral.
Masalah yang sangat penting dalam perencanaan adalah menetukan parameter tanah yang tepat. Dalam banyak hal, meskipun metode analisis untuk daya dukung cukup banyak dan dapat memberikan jawaban yang bervariasi, tetapi kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan parameter tanah adalah lebih fatal (Peck, 1988)
5.      Penentuan konfigurasi tiang
6.      Berdasarkan beban yang bekerja, pengelompokan atau konfigurasi tiang dapat ditentukan. Pada beban yang relatif kecil kemungkinan beban dapat dipikul oleh tiang tunggal, sedangkan pada beban aksial atau beban momen yang besar, kelompok tiang dapat direncanakan untuk disatukan dalam sebuah pile cap. Dalam perencanaan juga perlu diperhatikan efisiensi dari kelompok tiang. Penurunan pondasi tiang baik secara individual mapun pada kelompok kemudian dapat dihitung.
7.      Pengaruh konstruksi pada bangunan disekitar proyek
Pengaruh penggalian unuk pile cap mapun basement terhadap kesetabilan lereng disekitar proyek mapun pengaruh vibrasi akibat pemancangan harus ikut diperhitungkan perubahan muka air tanah akibat adanya pemompaan air atau dewatering juga perlu diantisipasi pengaruhnya terhadap bangunan disekitar proyek.

Terutama pada tiang pancang, ada potensi terjadi dorongan akibat pemancangan (dalam arah aksial maupun lateral) terhadap tanah disekitar. hal ini perlu dipertimbangkan karena pengaruh desakan tanah akibat pemancangan ini dapat menyebabkan konstruksi yang ada disekitarnya mengalami kerusakan akibat hal tersebut. Isu penting yang lain adalah besarnya tekanan air pori ekses yang timbul akibat pemancangan. (Rahardjo dkk, 2013).


Perencanaan pondasi tiang pada umumnya mengikuti 7 langkah berikut :
1.      Menentukan profil dan katrakteristik teknis tanah
Penentuan stratifikasi atau pelapisan tanah, penggambaran profil kadar air dan batas-batas aterberg, menentukan kuat geser tak teralir (undrained) dari uji triaxial UU atau uji geser baling (Vane shear test), dan menggambarkan hasil uji lapangan (In-situ test). Muka air tanah juga perlu diketahui.
Pada lapisan tanah lempung yang jenuh air dan kompresibel perlu dilakukan uji konsolidasi jika diperlukan informasi penurunan jangka panjang dan evaluasi gaya hisap pada tiang, sedangkan pada tanah ekspansif perlu digambarkan profil potensi pengembangan (Swelling). Untuk evaluasi perilaku tiang terhadap beban lateral, modulus of subgrade reaction perlu ditentukan.
Bila terdapat beberapa pemboran dan uji sondir, gambarkan penampang potongan melalui titik-titik uji tersebut. Penggambaran penampang melintang melalui beberapa titik bor akan lebih memudahkan untuk mengevaluasi kondisi tanah dalam arah potongan tersebut. Dalam hal tertentu bilamana uji laboratorium tidak dilakukan, profil tanah dari uji sondir atau nilai SPT dapat ditampilkan.
2.      Penentuan kedalaman pondasi
Tentukan lapisan pendukung yang cukup baik dan dapat memikul beban berdasarkan profil tanah di lapangan. Bila terdapat lapisan yang kompresibel dibawahnya, pondasi dapat diperdalam atau perkiraan penurunan perlu dilakukan. Bila lapisan tanah keras tidak didapatkan hingga kedalaman tertentu, tiang dapat direncanakan sebagai tiang gesekan.
Bila pondasi tiang digunakan untuk menahan longsoran, maka kedalaman pondasi harus melampaui bidang longsor tersebut, dan bila digunakan menahan galian maka kedalaman pondasi harus masuk secukupnya agar jepitan memadai.
3.      Penentuan jenis dan dimensi pondasi
Tentukan jenis dan dimensi pondasi tiang baik tiang pancang atau tiang bor atau pondasi khusus berdasarkan pertimbangan beberapa faktor :
·         Jenis tanah sehubungan dengan kemampuan penetrasi tiang
·         Daya dukung tanah baik aksial dan lateral
·         Kapasitas penampang struktur tiang terhadap tekan, tarik dan lentur
·         Ketersediaan peralatan
·         Pengalaman konstruksi di lokasi proyek
·         Pertimbangan lingkungan (suara, getaran, jalan akses, dan lain-lain)
·         Ekonomi (biaya)
4.      Perencanaan pondasi tiang
Prosedur perencanaan pondasi tiang untuk bangunan gedung dan jembatan mengikuti cara yang belum umum, yaitu penentuan daya dukung ujung tiang, daya dukung gesekan selimut dan daya dukung lateral. Peralihan lateral pada beberapa kombinasi beban umumnya ditentukan untuk mengetahui kemapuan tiang untuk menahan beban lateral.
Masalah yang sangat penting dalam perencanaan adalah menetukan parameter tanah yang tepat. Dalam banyak hal, meskipun metode analisis untuk daya dukung cukup banyak dan dapat memberikan jawaban yang bervariasi, tetapi kesalahan yang terjadi akibat kekeliruan parameter tanah adalah lebih fatal (Peck, 1988)
5.      Penentuan konfigurasi tiang
6.      Berdasarkan beban yang bekerja, pengelompokan atau konfigurasi tiang dapat ditentukan. Pada beban yang relatif kecil kemungkinan beban dapat dipikul oleh tiang tunggal, sedangkan pada beban aksial atau beban momen yang besar, kelompok tiang dapat direncanakan untuk disatukan dalam sebuah pile cap. Dalam perencanaan juga perlu diperhatikan efisiensi dari kelompok tiang. Penurunan pondasi tiang baik secara individual mapun pada kelompok kemudian dapat dihitung.
7.      Pengaruh konstruksi pada bangunan disekitar proyek
Pengaruh penggalian unuk pile cap mapun basement terhadap kesetabilan lereng disekitar proyek mapun pengaruh vibrasi akibat pemancangan harus ikut diperhitungkan perubahan muka air tanah akibat adanya pemompaan air atau dewatering juga perlu diantisipasi pengaruhnya terhadap bangunan disekitar proyek.

Terutama pada tiang pancang, ada potensi terjadi dorongan akibat pemancangan (dalam arah aksial maupun lateral) terhadap tanah disekitar. hal ini perlu dipertimbangkan karena pengaruh desakan tanah akibat pemancangan ini dapat menyebabkan konstruksi yang ada disekitarnya mengalami kerusakan akibat hal tersebut. Isu penting yang lain adalah besarnya tekanan air pori ekses yang timbul akibat pemancangan. (Rahardjo dkk, 2013).

Kamis, 21 April 2016

Memang tak mudah hidup di jaman sekarang. Serba sulit, serba bingung, en tentunya serba was-was. Maklum, hidup di jaman sekarang membutuhkan beragam trik. Agar di jalan nggak memancing lirikan mata copet, maka kamu kudu waspada dalam menjaga penampilan. Maklum, "lirikan" copet bisa merobek kantongmu. Rasa aman memang mahal. Begitupun supaya dapur tetep ngebul, kita kudu lihai putar otak. Maklum, jaman krismon harga sembako dan harga barang lainnya serba mahal. Sulit dikejar deh.
Nah, karena alasan ini pula, sebagian ibu-ibu merasa nggak betah dengan penghasilan sang suami. Uang 10 ribu perak rasanya cuma ngepas untuk belanja sehari dengan menu makanan yang standar. Maksudnya, standar kere. Aduh, kasihan deh. Makanya, banyak ibu-ibu yang terjun untuk membanting tulang ngebantuin suami. Akhirnya, sektor publik banyak dipenuhi kaum Hawa. Di pasar, di kantor, dan juga di pabrik. Semua berlomba menuai harapan dan mimpi menjadi wanita karir dan banyak duit.
Lisma, sebut saja begitu. Selepas kuliah langsung terjun mengais rupiah di kantor mentereng di lokasi se-strategis kawasan segi tiga emas Jakarta. Jabatan yang disandangnya pun bikin kaum cowok yang minder bisa ketar-ketir. Lisma sebagai manager marketing andalan kantornya. Untuk itu ia harus ikhlas (baca: terpaksa) mengikuti aturan main yang dibuat perusahaannya. Pakaian harus yang elegan, tapi dengan mengorbankan bagian tubuhnya dilirik dan dinikmati banyak orang. Gaya bicara harus sopan dan menjaga etika bisnis. Waktu, baginya terasa tak bermakna lagi. Sebab, hampir sepanjang pagi sampai malam, harus bisa memberikan yang terbaik buat perusahaan. Imbalannya? Tentu saja karir dan duit. Sampe-sampe di usianya yang udah berkepala tiga ini, Lisma kesulitan mencari pendamping hidup. Mungkin, karena ia nggak punya waktu untuk mikirin begituan, atau bisa juga kaum Adam rada keder kalo harus berhadapan dengan wanita yang status sosialnya lebih tinggi dari dirinya. Banyak hal, selain tentunya faktor jodoh.
Bagi sebagian kalangan yang mendukung gerakan feminisme, Lisma adalah contoh konkrit gerakan mereka. Bahwa wanita harus tumbuh, berkembang, luwes, cerdas, dan mampu menjadi dirinya sendiri tanpa kudu merasa tergantung kepada kaum Adam. Begitulah, Kartini yang satu ini. Modern, enerjik, tapi melupakan segala hal yang berkaitan dengan dunia kewanitaannya. Kasihan memang.
Sobat muda muslim, inilah satu fakta tentang geliat kaum Hawa saat ini. Masih ada lho yang lainnya. Marina, demikian sapaan akrab gadis manis anak cikal seorang petani di kampungnya. Marina dibesarkan dalam kultur yang membekap dan mengekang gerak kaum wanita. Beruntung, Marina bisa sekolah di kota, meski tidak seberuntung Lisma yang bisa mengecap bangku kuliah. Pengalamannya bergaul dengan banyak kalangan membuatnya tumbuh menjadi aktivis pejuang hak-hak wanita. Di pabrik tempat dirinya bekerja, Marina terkenal sebagai penggerak demo buruh. Utamanya berkaitan dengan tuntutan hak-hak pekerja wanita. Marina, bukan Marsina. Tapi emang punya kesamaan jalan hidup. Meski nggak sampe didzalimi seperti Marsina. Karuan aja, Marina jadi andalan kaumnya yang kebanyakan memang bersikap melunak alias nggak mau ambil pusing. Sebagai seorang wanita, teman-teman Marina di pabrik memang cenderung nrimo aja dengan kondisi yang menimpa mereka. Hanya Marina yang mau bersuara lantang menentang sikap sewenang-wenang kaum borju-begitu biasanya mereka menyebut bosnya.
Sobat muda muslim, Marina adalah "Kartini" Millenium yang kental dengan perjuangannya membela hak-hak wanita. Sebab, dalam pandangan dara dari desa ini, kaum lelaki sudah melanggar hak kaum wanita. "Harusnya sama dong hak kita dengan kaum lelaki!" cetusnya suatu saat.
Nggak betah di rumah
Rumah adalah penjara. Begitu kata sebagian kaum Hawa yang nekat terjun menjalani kehidupan di jalan-jalan. Rela bergelantungan di bis dan KRL, nggak takut lagi dari ancaman penodong dan penjahat. Alasannya, itulah bagian dari realitas hidup. Bahkan sangat boleh jadi, bagi para aktivis pejuang hak wanita, itu adalah bagian dari sebuah perjuangan. Pengorbanan adalah bumbunya. Wah, heroik sekali.
Sobat muda muslim, "Kartini-Kartini" yang tadi udah bisa mewakili kondisi kaumnya saat ini. Di jaman millenium. Tentu aja, sebab fakta ini yang dominan di tengah kehidupan abad digital ini. Emang sih ada juga yang baik-baik. Tapi ya.. jumlahnya bisa diitung dengan jari. Maksudnya dikit banget.
Fakta ini tentu aja bikin kita ketar-ketir dengan masa depan generasi mendatang. Khawatir banget deh. Kamu bisa bayangkan sendiri, gimana jadinya masa depan kita, dan adik-adik kita nanti. Sebab, gimana bisa merasakan kasih sayang sang ibu, kalo tiap hari ia harus belajar sendiri tanpa didampingi sang ibu. Ortunya lebih banyak di luar rumah. Kasihan memang. Percaya atau nggak, kondisi ini bisa menyumbang angka kerusakan dan kejahatan sosial. Sebab, anak-anak akan belajar sendiri tentang kehidupannya.
Anak-anak yang hidup tanpa bimbingan ortu, cenderung lepas kendali, alias liar. Akibatnya, ia bisa saja salah gaul. Nggak heran kan kalo kemudian ditemukan anak yang nenggak miras, ngisep putauw, atau pelaku aktif seks bebas. Walah, rusak banget kan?
Seandainya para ibu dan juga kaum wanita memahami posisinya yang benar dalam Islam, rasanya kondisi ini bisa ditekan dan dikontrol. Nggak bebas bin liar seperti sekarang.
Kartini Vs "Kartini"
Kayaknya nggak banyak anak puteri atau kaum wanita dewasa saat ini yang ngerti betul perjuangan Kartini. Yang mereka paham hanya satu: emansipasi. Itupun dengan tafsir sendiri dan terkesan suka-suka. RA. Kartini yang tekun memberikan wacana berpikirnya tentang wanita, ternyata dipahami salah oleh "Kartini" Millenium. Contohnya aja, kalo Kartini dulu rela dimadu, "Kartini" Millenium menganggapnya sebagai pelecehan atas kebebasan wanita. Kan kebalik-balik ya? Wajar, sebab, perjuangan mereka udah kecampur dengan perjuangan kaum kapitalis. Rusak deh.
Sobat muda muslim, rasanya, Kartini juga nggak mengajarkan kebebasan bagi kaum wanita yang kelewat batas seperti sekarang. Kudu malu dong "Kartini-Kartini" millenium. Jangan ngaku-ngaku mengikuti jejak Kartini dengan aktivitas liarnya yang kelewat batas. Seolah-olah Kartini mengajarkan itu. Padahal, nggak seliar itu kan Kartini mengajarkan wawasannya?
Gaung emansipasi yang kerap digembar-gemborkan oleh kalangan wanita saat ini, sebenarnya bukan madu, tapi adalah racun. Sebab, untuk sekadar merasa tidak terikat dan tidak tergantung kepada lelaki, para wanita banyak yang terjun di sektor publik; khususnya di industri. Merasa bahwa itu adalah sebuah bagian dari kebebasan, kaum wanita banyak yang lupa diri. Nggak heran kalo sekarang banyak bermunculan profesi kaum wanita yang sebetulnya telah menjerumuskan mereka sendiri kepada kerusakan. Iklan misalnya, telah merenggut kebebasan wanita. Karena mereka ternyata tetap dikendalikan dengan tuntutan profesinya. Apakah itu yang diinginkan kaum hawa dengan emansipasinya? Rasanya, bagi yang mikir-mikir, nggak bakalan nekat menerjuni karir seperti itu. Bila demikian, emansipasi adalah racun, bukan madu. Ngeri banget ya?
Pada masyarakat bebas kayak begini, wanita dididik untuk melepaskan segala ikatan normatif, kecuali kepentingan industri. Tubuh mereka dipertunjukkan untuk menarik selera konsumen. Coba bayangin, betapa konyolnya, iklan mobil mewah rasanya belum lengkap kalau tak hadir disampingnya gadis berbodi aduhai. Permen rasanya belum manis kalau tak menyertakan penampilan gadis dengan bibir sensual mengunyah permen. Dengan mengesankan adegan udah mandi, Lisa Natalia mengiklankan produk pompa air. Apa hubungannya coba? Udah gitu, gaya dan kata-katanya bikin gimanaaa.. gitu. Walah, bikin deg-degan gitu, lho.
Akibat lanjutnya, pelecehan seksual menjadi tren tersendiri. Digandrungi sekaligus dikecam. Saling tunjuk hidung antara kaum cowok dan kaum cewek sudah biasa. Sama-sama tak mau disalahkan. Kaum pria protes ketika dituduh sebagai biang kerok pelecehan seksual. Ramai-ramai para pria berdalih menirukan gaya sebuah iklan layanan masyarakat yang bunyinya, "Bagaimana angka perkosaan akan semakin rendah kalau pakaian anda semakin tinggi?" Masalahnya beres? Tak cukup sampai di situ, ternyata kaum wanita juga menuduh para cowok karena tak mampu menahan nafsu. Tak ada yang mau kalah dan disalahkan. Kacau banget kan? Itulah kapitalisme.
Berkaca kepada Islam
Amat bijak tentunya bila kita mencoba mengembalikan semuanya kepada kebenaran ajaran Islam. Artinya, kita merujuk kepada Islam. Anna Rued yang menulis dalam sebuah bukunya-Eastern Mail, ia menyebutkan bahwa "Kita harus iri kepada bangsa-bangsa Arab yang telah mendudukkan wanita pada tempatnya yang aman. Dimana hal itu jauh berbeda dengan keadaan di negeri ini (Inggris) yang membiarkan para gadisnya bekerja bersama laki-laki di kilang-kilang minyak-yang tidak saja menyalahi kodrat-tetapi bisa menghancurkan kehormatannya."
Yup, demikian pengakuan jujur seorang penulis bule. Bagaimana dengan kita? Padahal, kita udah punya panutan, yakni Nabi Muhammad saw. yang senantiasa memberikan bimbingan dalam banyak hadisnya. Banyak pula wanita teladan di masa kejayaan Islam yang patut diacungi jempol. Kenapa tidak meneladani mereka?
Suatu ketika-saat sidang Asma melontarkan pertanyaan yang membebani kaum wanita. "Ya Rasulullah. Aku mewakili kaum wanita untuk menanyakan kepadamu tentang beberapa hal. Bukankah engkau diutus oleh Allah untuk rahmat bagi manusia-laki-laki dan wanita? Namun dalam beberapa masalah ternyata kami merasa dibedakan dengan laki-laki. Kami sama-sama beriman dan bertakwa, namun kami juga merasa iri dengan perbuatan kaum laki-laki yang seolah menempatkan mereka pada posisi yang baik untuk mendapatkan pahala yang besar. Mereka boleh berjihad, sementara kami hanya mengurus anak-anak dan menjahit pakaian mereka. Mereka diberi kesempatan untuk mendapatkan pahala sholat jumat, sementara kaum wanita tak boleh. Bagaimana ini ya Rasulullah?"
Rasulullah tersenyum dan berkata kepada Asma': "Wahai Asma' kau pahami dan sampaikan nanti pada kaummu. Kebaktianmu pada suami dan usaha mencari kerelaannya telah meliputi dan menyamai semua yang dilakukan suami kalian (kaum pria)," jawab Rasulullah singkat, namun padat dan bermakna tinggi.
Sobat muda muslim, Islam juga memuliakan kaum wanita. Untuk itu, kaum wanita ditempatkan pada posisi yang aman, terhormat dan terjaga kesuciannya. Suatu ketika seorang muslimah di kota Amuria-.terletak antara wilayah Irak dan Syam-berteriak minta tolong karena kehormatannya dinodai oleh seorang pembesar Romawi. Teriakan ini ternyata terdengar oleh Khalifah Mu'tashim, pemimpin umat Islam saat itu. Kontan saja ia mengerahkan tentaranya untuk membalas pelecehan itu. Bukan saja sang pejabat, tapi kerajaan Romawi langsung digempur. Untuk membayar penghinaan tersebut 30.000 tentara musuh tewas dan 30.000 lainnya menjadi tawanan.

Sayangnya, kondisi seperti itu belum bisa kita saksikan sekarang. Dan nggak bakalan kita saksikan selama sistem kehidupannya bukan Islam. Dalam sistem kapitalisme seperti sekarang ini, rasa aman, kehormatan, dan kesucian diri amat mahal. Nggak bisa kita beli kalo kita nggak punya duit. Negara bukannya memberikan rasa aman, tapi sebaliknya, menyediakan fasilitas dan suasana yang bisa bikin kaum wanita menderita. Untuk itu, berkacalah kepada Islam, khususnya bagi "Kartini-Kartini" millenium ini. Dengan taat dan patuh kepada ajaran Islam, insya Allah selamat dunia dan akhirat. Gimana mulainya? Mari belajar tentang Islam. Islam sebagai sebuah ideologi.
Sumber : Buletin Studia 

Memang tak mudah hidup di jaman sekarang. Serba sulit, serba bingung, en tentunya serba was-was. Maklum, hidup di jaman sekarang membutuhkan beragam trik. Agar di jalan nggak memancing lirikan mata copet, maka kamu kudu waspada dalam menjaga penampilan. Maklum, "lirikan" copet bisa merobek kantongmu. Rasa aman memang mahal. Begitupun supaya dapur tetep ngebul, kita kudu lihai putar otak. Maklum, jaman krismon harga sembako dan harga barang lainnya serba mahal. Sulit dikejar deh.
Nah, karena alasan ini pula, sebagian ibu-ibu merasa nggak betah dengan penghasilan sang suami. Uang 10 ribu perak rasanya cuma ngepas untuk belanja sehari dengan menu makanan yang standar. Maksudnya, standar kere. Aduh, kasihan deh. Makanya, banyak ibu-ibu yang terjun untuk membanting tulang ngebantuin suami. Akhirnya, sektor publik banyak dipenuhi kaum Hawa. Di pasar, di kantor, dan juga di pabrik. Semua berlomba menuai harapan dan mimpi menjadi wanita karir dan banyak duit.
Lisma, sebut saja begitu. Selepas kuliah langsung terjun mengais rupiah di kantor mentereng di lokasi se-strategis kawasan segi tiga emas Jakarta. Jabatan yang disandangnya pun bikin kaum cowok yang minder bisa ketar-ketir. Lisma sebagai manager marketing andalan kantornya. Untuk itu ia harus ikhlas (baca: terpaksa) mengikuti aturan main yang dibuat perusahaannya. Pakaian harus yang elegan, tapi dengan mengorbankan bagian tubuhnya dilirik dan dinikmati banyak orang. Gaya bicara harus sopan dan menjaga etika bisnis. Waktu, baginya terasa tak bermakna lagi. Sebab, hampir sepanjang pagi sampai malam, harus bisa memberikan yang terbaik buat perusahaan. Imbalannya? Tentu saja karir dan duit. Sampe-sampe di usianya yang udah berkepala tiga ini, Lisma kesulitan mencari pendamping hidup. Mungkin, karena ia nggak punya waktu untuk mikirin begituan, atau bisa juga kaum Adam rada keder kalo harus berhadapan dengan wanita yang status sosialnya lebih tinggi dari dirinya. Banyak hal, selain tentunya faktor jodoh.
Bagi sebagian kalangan yang mendukung gerakan feminisme, Lisma adalah contoh konkrit gerakan mereka. Bahwa wanita harus tumbuh, berkembang, luwes, cerdas, dan mampu menjadi dirinya sendiri tanpa kudu merasa tergantung kepada kaum Adam. Begitulah, Kartini yang satu ini. Modern, enerjik, tapi melupakan segala hal yang berkaitan dengan dunia kewanitaannya. Kasihan memang.
Sobat muda muslim, inilah satu fakta tentang geliat kaum Hawa saat ini. Masih ada lho yang lainnya. Marina, demikian sapaan akrab gadis manis anak cikal seorang petani di kampungnya. Marina dibesarkan dalam kultur yang membekap dan mengekang gerak kaum wanita. Beruntung, Marina bisa sekolah di kota, meski tidak seberuntung Lisma yang bisa mengecap bangku kuliah. Pengalamannya bergaul dengan banyak kalangan membuatnya tumbuh menjadi aktivis pejuang hak-hak wanita. Di pabrik tempat dirinya bekerja, Marina terkenal sebagai penggerak demo buruh. Utamanya berkaitan dengan tuntutan hak-hak pekerja wanita. Marina, bukan Marsina. Tapi emang punya kesamaan jalan hidup. Meski nggak sampe didzalimi seperti Marsina. Karuan aja, Marina jadi andalan kaumnya yang kebanyakan memang bersikap melunak alias nggak mau ambil pusing. Sebagai seorang wanita, teman-teman Marina di pabrik memang cenderung nrimo aja dengan kondisi yang menimpa mereka. Hanya Marina yang mau bersuara lantang menentang sikap sewenang-wenang kaum borju-begitu biasanya mereka menyebut bosnya.
Sobat muda muslim, Marina adalah "Kartini" Millenium yang kental dengan perjuangannya membela hak-hak wanita. Sebab, dalam pandangan dara dari desa ini, kaum lelaki sudah melanggar hak kaum wanita. "Harusnya sama dong hak kita dengan kaum lelaki!" cetusnya suatu saat.
Nggak betah di rumah
Rumah adalah penjara. Begitu kata sebagian kaum Hawa yang nekat terjun menjalani kehidupan di jalan-jalan. Rela bergelantungan di bis dan KRL, nggak takut lagi dari ancaman penodong dan penjahat. Alasannya, itulah bagian dari realitas hidup. Bahkan sangat boleh jadi, bagi para aktivis pejuang hak wanita, itu adalah bagian dari sebuah perjuangan. Pengorbanan adalah bumbunya. Wah, heroik sekali.
Sobat muda muslim, "Kartini-Kartini" yang tadi udah bisa mewakili kondisi kaumnya saat ini. Di jaman millenium. Tentu aja, sebab fakta ini yang dominan di tengah kehidupan abad digital ini. Emang sih ada juga yang baik-baik. Tapi ya.. jumlahnya bisa diitung dengan jari. Maksudnya dikit banget.
Fakta ini tentu aja bikin kita ketar-ketir dengan masa depan generasi mendatang. Khawatir banget deh. Kamu bisa bayangkan sendiri, gimana jadinya masa depan kita, dan adik-adik kita nanti. Sebab, gimana bisa merasakan kasih sayang sang ibu, kalo tiap hari ia harus belajar sendiri tanpa didampingi sang ibu. Ortunya lebih banyak di luar rumah. Kasihan memang. Percaya atau nggak, kondisi ini bisa menyumbang angka kerusakan dan kejahatan sosial. Sebab, anak-anak akan belajar sendiri tentang kehidupannya.
Anak-anak yang hidup tanpa bimbingan ortu, cenderung lepas kendali, alias liar. Akibatnya, ia bisa saja salah gaul. Nggak heran kan kalo kemudian ditemukan anak yang nenggak miras, ngisep putauw, atau pelaku aktif seks bebas. Walah, rusak banget kan?
Seandainya para ibu dan juga kaum wanita memahami posisinya yang benar dalam Islam, rasanya kondisi ini bisa ditekan dan dikontrol. Nggak bebas bin liar seperti sekarang.
Kartini Vs "Kartini"
Kayaknya nggak banyak anak puteri atau kaum wanita dewasa saat ini yang ngerti betul perjuangan Kartini. Yang mereka paham hanya satu: emansipasi. Itupun dengan tafsir sendiri dan terkesan suka-suka. RA. Kartini yang tekun memberikan wacana berpikirnya tentang wanita, ternyata dipahami salah oleh "Kartini" Millenium. Contohnya aja, kalo Kartini dulu rela dimadu, "Kartini" Millenium menganggapnya sebagai pelecehan atas kebebasan wanita. Kan kebalik-balik ya? Wajar, sebab, perjuangan mereka udah kecampur dengan perjuangan kaum kapitalis. Rusak deh.
Sobat muda muslim, rasanya, Kartini juga nggak mengajarkan kebebasan bagi kaum wanita yang kelewat batas seperti sekarang. Kudu malu dong "Kartini-Kartini" millenium. Jangan ngaku-ngaku mengikuti jejak Kartini dengan aktivitas liarnya yang kelewat batas. Seolah-olah Kartini mengajarkan itu. Padahal, nggak seliar itu kan Kartini mengajarkan wawasannya?
Gaung emansipasi yang kerap digembar-gemborkan oleh kalangan wanita saat ini, sebenarnya bukan madu, tapi adalah racun. Sebab, untuk sekadar merasa tidak terikat dan tidak tergantung kepada lelaki, para wanita banyak yang terjun di sektor publik; khususnya di industri. Merasa bahwa itu adalah sebuah bagian dari kebebasan, kaum wanita banyak yang lupa diri. Nggak heran kalo sekarang banyak bermunculan profesi kaum wanita yang sebetulnya telah menjerumuskan mereka sendiri kepada kerusakan. Iklan misalnya, telah merenggut kebebasan wanita. Karena mereka ternyata tetap dikendalikan dengan tuntutan profesinya. Apakah itu yang diinginkan kaum hawa dengan emansipasinya? Rasanya, bagi yang mikir-mikir, nggak bakalan nekat menerjuni karir seperti itu. Bila demikian, emansipasi adalah racun, bukan madu. Ngeri banget ya?
Pada masyarakat bebas kayak begini, wanita dididik untuk melepaskan segala ikatan normatif, kecuali kepentingan industri. Tubuh mereka dipertunjukkan untuk menarik selera konsumen. Coba bayangin, betapa konyolnya, iklan mobil mewah rasanya belum lengkap kalau tak hadir disampingnya gadis berbodi aduhai. Permen rasanya belum manis kalau tak menyertakan penampilan gadis dengan bibir sensual mengunyah permen. Dengan mengesankan adegan udah mandi, Lisa Natalia mengiklankan produk pompa air. Apa hubungannya coba? Udah gitu, gaya dan kata-katanya bikin gimanaaa.. gitu. Walah, bikin deg-degan gitu, lho.
Akibat lanjutnya, pelecehan seksual menjadi tren tersendiri. Digandrungi sekaligus dikecam. Saling tunjuk hidung antara kaum cowok dan kaum cewek sudah biasa. Sama-sama tak mau disalahkan. Kaum pria protes ketika dituduh sebagai biang kerok pelecehan seksual. Ramai-ramai para pria berdalih menirukan gaya sebuah iklan layanan masyarakat yang bunyinya, "Bagaimana angka perkosaan akan semakin rendah kalau pakaian anda semakin tinggi?" Masalahnya beres? Tak cukup sampai di situ, ternyata kaum wanita juga menuduh para cowok karena tak mampu menahan nafsu. Tak ada yang mau kalah dan disalahkan. Kacau banget kan? Itulah kapitalisme.
Berkaca kepada Islam
Amat bijak tentunya bila kita mencoba mengembalikan semuanya kepada kebenaran ajaran Islam. Artinya, kita merujuk kepada Islam. Anna Rued yang menulis dalam sebuah bukunya-Eastern Mail, ia menyebutkan bahwa "Kita harus iri kepada bangsa-bangsa Arab yang telah mendudukkan wanita pada tempatnya yang aman. Dimana hal itu jauh berbeda dengan keadaan di negeri ini (Inggris) yang membiarkan para gadisnya bekerja bersama laki-laki di kilang-kilang minyak-yang tidak saja menyalahi kodrat-tetapi bisa menghancurkan kehormatannya."
Yup, demikian pengakuan jujur seorang penulis bule. Bagaimana dengan kita? Padahal, kita udah punya panutan, yakni Nabi Muhammad saw. yang senantiasa memberikan bimbingan dalam banyak hadisnya. Banyak pula wanita teladan di masa kejayaan Islam yang patut diacungi jempol. Kenapa tidak meneladani mereka?
Suatu ketika-saat sidang Asma melontarkan pertanyaan yang membebani kaum wanita. "Ya Rasulullah. Aku mewakili kaum wanita untuk menanyakan kepadamu tentang beberapa hal. Bukankah engkau diutus oleh Allah untuk rahmat bagi manusia-laki-laki dan wanita? Namun dalam beberapa masalah ternyata kami merasa dibedakan dengan laki-laki. Kami sama-sama beriman dan bertakwa, namun kami juga merasa iri dengan perbuatan kaum laki-laki yang seolah menempatkan mereka pada posisi yang baik untuk mendapatkan pahala yang besar. Mereka boleh berjihad, sementara kami hanya mengurus anak-anak dan menjahit pakaian mereka. Mereka diberi kesempatan untuk mendapatkan pahala sholat jumat, sementara kaum wanita tak boleh. Bagaimana ini ya Rasulullah?"
Rasulullah tersenyum dan berkata kepada Asma': "Wahai Asma' kau pahami dan sampaikan nanti pada kaummu. Kebaktianmu pada suami dan usaha mencari kerelaannya telah meliputi dan menyamai semua yang dilakukan suami kalian (kaum pria)," jawab Rasulullah singkat, namun padat dan bermakna tinggi.
Sobat muda muslim, Islam juga memuliakan kaum wanita. Untuk itu, kaum wanita ditempatkan pada posisi yang aman, terhormat dan terjaga kesuciannya. Suatu ketika seorang muslimah di kota Amuria-.terletak antara wilayah Irak dan Syam-berteriak minta tolong karena kehormatannya dinodai oleh seorang pembesar Romawi. Teriakan ini ternyata terdengar oleh Khalifah Mu'tashim, pemimpin umat Islam saat itu. Kontan saja ia mengerahkan tentaranya untuk membalas pelecehan itu. Bukan saja sang pejabat, tapi kerajaan Romawi langsung digempur. Untuk membayar penghinaan tersebut 30.000 tentara musuh tewas dan 30.000 lainnya menjadi tawanan.

Sayangnya, kondisi seperti itu belum bisa kita saksikan sekarang. Dan nggak bakalan kita saksikan selama sistem kehidupannya bukan Islam. Dalam sistem kapitalisme seperti sekarang ini, rasa aman, kehormatan, dan kesucian diri amat mahal. Nggak bisa kita beli kalo kita nggak punya duit. Negara bukannya memberikan rasa aman, tapi sebaliknya, menyediakan fasilitas dan suasana yang bisa bikin kaum wanita menderita. Untuk itu, berkacalah kepada Islam, khususnya bagi "Kartini-Kartini" millenium ini. Dengan taat dan patuh kepada ajaran Islam, insya Allah selamat dunia dan akhirat. Gimana mulainya? Mari belajar tentang Islam. Islam sebagai sebuah ideologi.
Sumber : Buletin Studia